Lumpia Semarang: Intip Kesuksesan Dinasti Lunpia 5 Generasi

MEBISO.COM – Tahukah kamu? Ternyata ada satu oleh-oleh lumpia Semarang yang ternyata sukses menjalankan bisnisnya secara turun temurun. Adalah Lunpia Cik Me Me yang ternyata sudah berdiri bahkan sejak 1,5 abad yang lalu. 

Yuk, cek cerita kesuksesannya melalui artikel berikut. 

Sejarah Lumpia Semarang Cik Me Me

Nama makanan satu ini berasal dari Bahasa Hokkian dengan artian kue yang empuk atau lembut. Pengambilan istilah ini berasal dari kata Lun atau Lum dan juga kata Pia. Jadi, penyebutannya adalah Lunpia atau Lumpia. 

Ternyata, asal muasal oleh-oleh khas Semarang ini sudah ada sejak tahun 1870. Generasi pertamanya mengolah makanan ini dengan bahan dasar dari bambu muda, kemudian dikombinasikan dengan telur, ayam, dan udang. Isian tersebut kemudian dibungkus dengan kulit yang sangat tipis. 

Pada awal kemunculannya, Tjoa Thay Joe sebagai generasi pertama menawarkan produknya dengan menggunakan gerobak. Ketika itu, hanya terdapat 1 jenis lumpia Semarang yaitu lumpia basah. 

Sayangnya, varian jenis ini kurang tahan lama karena hanya bisa bertahan selama 12 jam saja. Kemudian agar bisa menyajikan lumpia yang lebih tahan lama, pemilik mulai mengolahnya dengan cara digoreng. 

Alhasil, produk lunpia miliknya menjadi lebih tahan lama dan saat ini sudah banyak varian dan inovasi dari segi isian maupun penyajian dan pengemasannya. 

Lumpia Khas Semarang di Tangan Generasi Kedua

Berhasil melakukan kreasi pada produknya, kemudian lumpia Semarang basah maupun kering itu bisa dinikmati dengan cabai rawit, daun bawang, saus weciau atau saus manis. 

Kemudian karena kesuksesannya, generasi kedua yang merupakan satu-satunya anak mereka yaitu Tjoa Po Nio dan suaminya Siem Gwan Sing. Pada tahun 1930, generasi kedua mulai melanjutkan bisnis keluarga tersebut. 

Beruntungnya, anak-anak keduanya juga berminat untuk melanjutkan bisnis lumpia asli Semarang yang sudah menjadi oleh-oleh khas daerah ini. Mereka juga tetap mempertahankan cita rasa yang sudah turun temurun dari kakek dan orang tua mereka. 

Kemunculan Lumpia Generasi Ketiga

Karena memiliki minat yang sama di bidang produksi lumpia, maka sejak tahun 1960 mulailah bermunculan nama-nama lumpia baru oleh keturunan dari Tjoa Po Nio. Dengan begitu, makanan ini sudah mulai memasuki generasi ketiganya. 

Di tangan generasi ketiga muncul beberapa nama baru seperti Lunpia Pemuda, Lunpia Gang Lombok, dan Lunpia Mataram. Salah satu nama yang populer hingga saat ini adalah Lunpia Gang Lombok. 

Bukan sekedar nama, ternyata lokasi penjualannya pun berada pada Gang Lombok. Hal ini kemudian berhasil melekat di benak para pelanggannya sejak 150 tahun yang lalu.

Lunpia Gang Lombok berhasil menjadi oleh-oleh lumpia Semarang terkenal yang cita rasanya tidak pernah berubah bahkan sejak bertahun-tahun lalu. Di kiosnya, yang menjadi tempat produksi dan juga penyajian lumpia, kamu bisa melihat para pegawai secara langsung memasak isian lumpia tersebut. 

Ketika kamu berkunjung ke kedai Lunpia Gang Lombok ini, kamu bisa mendapatkan lumpia yang fresh mulai dari proses pemasakan isian, kemudian penggorengan, hingga pengemasan sampai tiba di tanganmu. 

Bahkan meskipun sudah sampai generasi ketiga, para penerus Tjoa Thay Joe berkomitmen untuk tetap mempertahankan cita rasa dan juga kualitas dari lumpia Semarang tersebut. 

Hal inilah yang menjadi alasan resep isian dan juga kemasannya tidak berubah bahkan sampai 150 tahun kemudian. 

Lumpia Generasi Keempat

20 tahun sejak kemunculan nama-nama baru lumpia generasi ketiga, muncullah Lunpia Mataram oleh Tan Yok Tjay yang sebenarnya adalah generasi keempat dari lumpia Semarang. Meskipun memiliki namanya sendiri, merek ini masih tetap menggunakan resep yang sama dari generasi pertama. 

Bahkan setiap isian dan juga pengemasannya pun sama persis dengan merek-merek lumpia oleh generasi sebelumnya. Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir akan kehabisan produk lumpia dari generasi sebelumnya, karena Lunpia Mataram juga menyediakan cita rasa yang sama. 

Lumpia Generasi Kelima

Hingga tahun 2014, muncul generasi kelima dari dinasti lumpia ini. Pada dasarnya, Cik Me Me adalah anak dari Tan Yok Tjay yang merupakan generasi keempat. Ada cerita menarik dari generasi kelima ini karena sempat mengganti merek lumpianya. 

Cik Me Me telah terbiasa mengolah bahan-bahan lumpia sejak SD. Mempelajari cara memasaknya dari maestro secara langsung, Cik Me Me mulai belajar dari proses pembuatan sausnya lebih dulu. 

Kemudian bertahap hingga berhasil membuat isiannya. Resep pembuatannya hingga turun kepada Cik Me Me pun tidak berubah karena ayahnya tetap mempertahankan resep turun temurun keluarga. 

Hingga kemudian Cik Me Me membuka gerai lumpia sendiri yang pada mulanya bernama Delight. Pemilihan nama menggunakan kata asing ini ternyata sempat mendapatkan pertanyaan dari seorang Sekda Kota Semarang. 

Alhasil, Cik Me Me kemudian mengubah nama mereknya menjadi Lunpia Cik Me Me dengan tambahan kata delight di atasnya. Cik Me Me juga menyediakan beberapa varian baru untuk lumpia Semarang kreasinya yang berhasil mendapatkan penghargaan.

Mau Membangun Dinasti Bisnismu Juga?

Salah satu kunci keberhasilan lumpia Semarang hingga generasi kelima adalah para penerusnya yang konsisten untuk menjaga kualitas berikut cita rasa. Kalau kamu tertarik membangun dinasti bisnis, jangan lupa juga untuk menjaga keamanan mereknya. Gunakan fitur Proteksi Merek dari Mebiso untuk keamanan maksimal merek.

Artikel Terkait
Strategi Bisnis Go Internasional, Contoh dan Tantangannya
Strategi Bisnis Go Internasional, Contoh dan Tantangannya
5 Cara Mengembangkan Usaha Laundry Sampai Sukses
5 Cara Mengembangkan Usaha Laundry Sampai Sukses
Cara Mengembangkan Usaha Kecil Menjadi Besar dan Contohnya
Cara Mengembangkan Usaha Kecil Menjadi Besar dan Contohnya
WhatsApp Marketing: Contoh, Keunggulan dan Strateginya
WhatsApp Marketing: Contoh, Keunggulan dan Strateginya
10+ Cara Mengelola Bisnis yang Baik dan Tipsnya
10+ Cara Mengelola Bisnis yang Baik dan Tipsnya
30+ Ide Promo Menarik untuk Berbagai Campaign
30+ Ide Promo Menarik untuk Berbagai Campaign