Branding memegang peran krusial bagi keberhasilan strategi pemasaran. Maka, saat branding gagal bisa mengakibatkan dampak negatif yang signifikan bagi perusahaan.
Namun, rupanya kegagalan proses branding bukan hal yang langka terjadi. Ada banyak brand yang mengalami peningkatan dan kemunduran dengan frekuensi yang cukup sering. Bahkan kegagalan branding bisa terjadi pada bisnis besar yang sudah mapan.
Yuk, kenali penyebab dan strategi untuk menghindari kegagalan branding.
Branding berperan penting dalam menentukan kesan pertama perusahaan. Branding yang baik juga bisa membuat konsumen selalu mengingat bisnis atau perusahaan terkait.
Ketika branding mengalami kegagalan, dampaknya tidak bisa kamu anggap remeh. Soalnya, kegagalan proses branding bisa mengakibatkan kerugian signifikan dengan efek yang bertahan lama.
Lantas, apa tanda-tanda branding gagal?
Melansir dari laman Penfriend, salah satu indikator paling umum dari branding yang gagal adalah tidak adanya konsistensi. Padahal konsistensi sangat penting dalam membedakan brand yang kuat dari bisnis sejenis.
Konsistensi merupakan hal yang wajib dalam visual, pesan, maupun nilai brand yang kamu sampaikan.
Jika visual seperti logo brand berubah-ubah terus, maka konsumen bisa menjadi bingung dan tidak bisa membedakan identitas brand.
Tanda lain dari branding gagal yaitu identitas brand yang tidak sesuai dengan nilai atau ekspektasi dari target audiens.
Kegagalan proses branding bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari riset pasar yang kurang baik hingga keputusan strategi yang tidak tepat. Berikut beberapa penyebab umum branding gagal:
Dengan semakin banyaknya bisnis dalam industri sejenis, maka bisnis kamu bisa jadi semakin sulit dibedakan dari kompetitor. Akibatnya audiens tidak bisa melihat brand kamu maupun keunggulan yang kamu tawarkan.
Maka, untuk membuat branding yang sukses, bisnismu wajib punya faktor pembeda yang bisa membuatnya stand out.
Trend pasar dan preferensi konsumen mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Bahkan kerap kali perubahan tersebut terjadi dengan cepat.
Sayangnya, beberapa bisnis dapat kesulitan mengubah strategi dan pendekatan yang sesuai dengan perubahan pasar. Masalah tersebut bisa berakibat brand jadi tenggelam alias tidak menarik bagi audiens.
Inti dari branding adalah mengembangkan identitas berbeda yang unik bagi suatu bisnis.
Namun, hal tersebut tidak dapat terwujud tanpa komunikasi yang jelas dan menarik minat. Kamu harus bisa menyampaikan nilai dan pesan dari brand dengan baik pada konsumen supaya mereka mengingat brand tersebut.
Setiap bisnis dapat menjadi sukses berkat kemampuan memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pelanggan.
Namun, beberapa bisnis tidak memiliki kemampuan tersebut secara memadai. Padahal menyesuaikan kebutuhan dan selera konsumen termasuk faktor penting bagi keberhasilan branding.
Setelah kamu berhasil mendapatkan kepercayaan konsumen, maka pastikan untuk memeliharanya sebaik mungkin.
Kegagalan untuk menjaga nilai yang sebelumnya brand kamu klaim sebagai keunikan, bisa mengakibatkan rusaknya reputasi. Sehingga kepercayaan konsumen juga bisa terancam.
Supaya lebih paham, kita bisa melihat contoh kegagalan branding dari perusahaan ternama. Berikut beberapa di antaranya:
Berbicara soal Colgate pasti auto mengingatkan kamu pada produk kesehatan gigi, bukan?
Rupanya, pada tahun 1982, Colgate sempat memperkenalkan produk frozen food bertajuk Colgate Kitchen Entrees. Namun, penjualan frozen food mengalami kegagalan, sehingga berakibat pada timbulnya penurunan keuntungan secara signifikan.
Bagi bisnis, waktu adalah uang bukan sekedar peribahasa. Kegagalan dari Fire Phone menjadi buktinya.
Amazon baru merilis produk ini bertahun-tahun setelah model pertama iPhone dan Android keluar. Produk tersebut tidak memiliki teknologi yang sepadan dengan smartphone lain, tapi harganya relatif sama.
Alhasil, waktu yang tidak tepat dan riset yang buruk mengakibatkan kegagalan pemasaran produk.
Berniat menyediakan opsi menu yang lebih sehat seperti restoran lain, Burger King menawarkan french fries rendah kalori.
Sayangnya, menu bernama Satisfries ini kurang laku. Alasannya sederhana, pelanggan tidak tertarik untuk membelinya. Hal ini karena pelanggan yang memesan menu di restoran cepat saji lebih mengutamakan harga yang terjangkau alih-alih nilai gizi menu.
Akibatnya, kebanyakan outlet Burger King berhenti menjual menu Satisfries dalam waktu kurang dari setahun setelah rilis.
Kegagalan dalam proses branding terkadang tidak bisa kita hindari. Maka dari itu, penting untuk bisnis pemilik brand untuk mempelajari bagaimana memanfaatkan kegagalan tersebut menjadi hal yang menguntungkan.
Berikut beberapa kiat untuk menghindari dan memulihkan dari branding gagal:
Umumnya, brand memulai misi ambisius tanpa mempertimbangkan apa saja hal yang benar-benar bisa mereka dapatkan. Kebanyakan juga tidak menimbang apa konsekuensi pada brand dan reputasi perusahaan.
Padahal perusahaan idealnya melakukan branding dengan harapan sukses sekaligus berbekal antisipasi mengenai kegagalan. Dengan begitu, perusahaan bisa lebih waspada terhadap progress yang berlangsung di pasar.
Perusahaan perlu mengakui bahwa kegagalan bisa terjadi. Sayangnya, kebanyakan justru lebih sering membuat alasan untuk menyesuaikan situasi dan mengelak dari kegagalan.
Sebagai contoh, jika penjualan tidak mencapai target, maka bisnis kerap menilai bahwa target awal terlalu ambisius.
Namun, hal tersebut kurang tepat. Perusahaan memerlukan kesiapan untuk memperbaiki kesalahan dan memulihkan brand dari kegagalan apabila memungkinkan.
Kemampuan untuk mengakui dan segera memperbaiki kesalahan bisa menjadi cara menyelamatkan branding gagal.
Selanjutnya, kamu juga perlu memahami apa sebenarnya penyebab dari kegagalan branding. Caranya yaitu dengan mengevaluasi metrik-metrik penting penentu branding.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa branding bisa mengalami kegagalan karena berbagai faktor penyebab. Bahkan bisa disebabkan beberapa faktor sekaligus.
Penyebab kegagalan proses branding bisa berasal tingkat produk, penyampaian, hubungan sosial, atau reputasi.
Nah, jika mengalami kegagalan, maka kamu harus menentukan penyebab pasti. Dengan begitu, kamu bisa mulai melakukan evaluasi dan melakukan langkah-langkah untuk memperbaikinya.
Kamu juga sebaiknya menerapkan langkah pembatasan kegagalan untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Misalnya, menghentikan penjualan atau investasi.
Merek atau nama brand merupakan penentu penting keberhasilan branding suatu bisnis. Maka dari itu, kamu perlu memilih merek yang sesuai dengan perusahaan sekaligus menarik minat.
Untungnya, sekarang kamu bisa melakukan pengecekan merek dengan mudah menggunakan teknologi AI Mebiso. Pengecekan ini bisa membantu kamu mencari tahu peluang keberhasilannya.
Menggunakan merek yang berpeluang tinggi bisa menghindarkan kamu dari branding gagal dan konsekuensinya. Yuk, cek merek dagang bisnis kamu sekarang dengan Mebiso.
Kegagalan proses branding bisa menyebabkan berbagai kerugian, mulai dari penurunan produktivitas, kerusakan reputasi, dan berkurangnya nilai perusahaan.
Terdapat beberapa kiat penting untuk menjamin kesuksesan branding, yaitu konsistensi, transparansi, dan otentikasi.
Mempelajari kegagalan proses branding dari perusahaan lain memungkinkan kamu untuk mengetahui kesalahan yang mereka lakukan dan menghindarinya. Dengan begitu, kamu bisa menemukan strategi yang lebih sesuai untuk branding bisnismu.