Teknik copywriting untuk tingkatkan penjualan harus dipahami oleh setiap pengusaha. Hal ini dibahas dalam BIT Corner bertajuk “Tingkatkan Omzet Berlipat, Dengan Copywriting Memikat” pada 19 Juni 2024 bersama Hanif Ihsan – Digital Copywriter Beon Intermedia.
Selengkapnya, akan dibahas dalam artikel berikut
Copywriting merupakan sebuah teknik untuk berkomunikasi secara tidak langsung -melalui tulisan persuasif atau sugestif- dengan pembaca / audiens. Secara jangka panjang, tulisan ini bisa menghasilkan sesuatu. Antara lain penjualan, engagement, kesadaran merek, dsb.), jika kamu lengkapi dengan komponen lain.
Setiap copywriter harus bisa masuk ke dalam pikiran audiens (audiens-sentris). Caranya adalah dengan memahami demografis masing-masing audiens. Untuk membuat copy yang efektif, perlu mengetahui Pain (masalah) dan Gain (mimpi/ solusi) yang diinginkan audiens / target market.
Hal ini bisa diketahui dengan menggunakan riset kualitatif (menggunakan survey singkat ke pelanggan) dan riset lapangan (dengan mengadakan diskusi dengan tim front office/customer service tentang pain and gain yang sering dibicarakan audiens).
Selain itu, juga bisa menggunakan metode lima why. Ini adalah cara untuk menemukan permasalahan (pain) yang dirasakan audiens, dengan cara bertanya “kenapa?’ secara berulang hingga 5x (bisa lebih..) agar kita benar-benar memahami pain yang dirasakan oleh target market / audiens kita.
Tingkatan Market jika tidak dijabarkan akan mengakibatkan kerugian. Sebab, setiap jenis market menggunakan cara komunikasi yang berbeda. Jenis-jenis market tersebut antara lain:
Salah satu peserta, sempat mendapatkan tugas dari kantornya untuk membuat copywriting di LP. Namun, ia bingung cara menulisnya, ada yang memberikan saran cukup singkat saja. Namun, ada pula yang memberikan saran bahwa menulis copy harus panjang.
Menanggapi hal ini, Menurut Ihsan, dalam menulis copywriting harus disesuaikan dengan level market yang dituju pada LP tersebut. Sebab, treatment masing-masing akan berbeda. Jika pada LP tersebut untuk market unaware, bisa menggunakan storytelling. Sementara, untuk level market most aware, cukup diberi penjelasan singkat saja.
Namun, alangkah baiknya, setiap level market dibuatkan LP tersendiri agar bisa menyasar seluruh target marketnya.
Selain memahami market, copywriter yang baik juga harus memahami detail produk. Mulai dari fitur, fungsi dan passion. Kemudian, gunakan bahasa yang personal. Seperti kata ganti orang kedua tunggal (kamu, Anda) atau kata ganti orang pertama jamak (kami, kita).
Selanjutnya, waspada dengan tingkat keterbacaan (readability). Pakai bahasa yg sesuai dengan persona audiens. Serta, usahakan satu kalimat tidak lebih dari 17 kata. Tulis Copy berdasarkan urutan, yakni headline, body dan closing (CTA). Selalu baca ulang copy setelah menulis.
Jangan menggunakan bahasa langit / bahasa yang sulit dipahami pembaca. Tak perlu terlalu fokus pada fitur dan melupakan audiens. Seorang copywriter jangan sampai tidak tahu demografi Audiens, tidak paham pain & gain dan copy tidak sesuai level Market.
Selain itu, copywriter tidak boleh lupa menyertakan CTA (Call-to-Action), banyak kesalahan Ejaan, Typo atau menggunakanb ahasa asing yang tidak sesuai audiens. Serta, tidak boleh menyebut audiens dengan “kalian” (tidak personal).
Itulah ulasan singkat mengenai copywriting untuk tingkatkan penjualan. Ikuti selalu event kami, yah!.