Ingin sukses saat meluncurkan produk? Salah satu cara terbaiknya adalah menerapkan Go To Market strategy. Biasanya disingkat dengan GTM.
Tujuan utama dari strategi ini agar setiap sumber daya dalam perusahaan bisa lebih tepat sasaran. Selain itu, agar setiap keputusan dalam peluncuran produk dapat memberi hasil memuaskan karena konsumen banyak yang menerima produkmu.
GTM ini berisikan soal penentuan waktu yang pas, memahami target konsumen, dan masih banyak lagi. Mau tahu soal strategi ini? Bakal kami bahas lebih lanjut!
Melansir HubSpot, Go To Market strategy adalah rangkaian langkah perusahaan saat ingin memasukkan produknya ke dalam pasar.
Dalam hal ini, termasuk proses perencanaan dari berbagai segi seperti penentuan audiens, pemasaran, sampai dengan penjualannya.
Intinya adalah perencanaan segala sesuatu yang membuat produk bisa berhasil ketika akan memasuki pasar dan tidak kalah dengan kompetitornya.
Yap, benar. GTM ini mengacu pada segenap perencanaan yang begitu matang demi bisa menembus pasar dari suatu produk.
Tanpa ini, maka kemungkinan besar produk dari perusahaan akan tertelan ke dalam persaingan bersama dengan kompetitornya di pasaran.
Jika ingin menerapkan GTM, terdapat sejumlah tahapan yang harus lebih dulu kamu lalui. Jadi, ini adalah tahapan persiapan sebelum produk diluncurkan dan melakukan penetrasi ke pasar. Demi memperbesar keberhasilannya, berikut tahapannya:
Langkah pertama yakni dengan memahami persona dari audiens atau calon audiensinya. Laman Up Scope menjelaskan ada sejumlah peranan konsumen saat melakukan pembelian produk. Di antaranya:
Orang yang akan memulai proses pembelian atau juga yang memulai ketertarikan atas produk.
Merupakan pihak yang akan sering memakai produk kamu.
Menjadi orang yang mampu memberikan pengaruh kepada orang lain untuk ikut membeli produkmu.
Ia adalah pihak yang melakukan pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian.
Mereka ini orang yang punya anggaran buat beli produk kamu.
Menjadi pihak yang bakal beli produkmu dengan jumlah dan skala besar.
Pihak yang akan menjadi penghalang dari orang-orang untuk melakukan pembelian.
Setiap peran dari masing-masing persona audiens ini bisa bantu kamu cukup banyak buat menentukan strategi. Entah untuk produksi, pemasaran, pembuatan konten, dan bahkan pengembangan produkmu.
Dalam go to market strategy framework juga terdapat langkah lanjutan yakni pembuatan Value Matrix. Hampir semua referensi mengenai framework yang tepat dan membahas GTM selalu menyarankan ini.
Jadi, Value Matrix itu sendiri merupakan metode untuk menentukan masalah apa yang kiranya dihadapi tiap persona tadi sekaligus untuk menjelaskan solusi yang bisa kamu beri dengan produk.
Selain itu, value matrix pun menjadi tempat untuk merinci pesan pemasaran atau product messaging yang bisa menjawab permasalahan pada setiap persona.
Biasanya dengan menjelaskan pain point dari setiap calon konsumen dan menjawabnya dengan produk kamu.
Kemudian, Go To Market strategy juga harus melalui pemetaan customer journey atau perjalanan pembelian dari calon pelangganmu.
Misalnya, di tahap awal membuat mereka menyadari bahwa ada permasalahan atau masalah yang tengah mereka hadapi.
Kemudian, kamu memberikan produk sebagai bahan pertimbangan kepada pelanggan, dan tahap terakhir adalah keputusan untuk pembelian.
Paling gampang, banyak yang memvisualisasikannya ke tiga bagian yakni:
Dalam tahap ini, strategi yang harus kamu tentukan adalah pemasaran sekaligus penjualan. Setiap produk terang punya strategi berbeda untuk kedua hal tersebut.
Nah, itu sudah menjadi pembahasan yang berbeda jika penentuan strategi pemasaran dan penjualnya.
Kamu bisa belajar lebih banyak buat menentukan strategi penjualan dan pemasaran dari produk kamu dengan riset dan sejenisnya.
Kemudian, dalam penerapan GTM ini jangan sampai lupa menerapkan tim support dengan keandalan tinggi.
Setiap produk yang baru saja rilis atau muncul di pasar, kebanyakan akan mengalami kendala.
Maka, siapkan tim support berbekal pengetahuan lengkap soal produk sampai dengan tools yang mungkin dibutuhkan demi mengatasi masalah pada pelanggan awal.
Dengan Go to Market strategy ini, maka besar kemungkinan produk kamu dapat hasil maksimal saat peluncuran.
Jika memang ingin menggunakan strategi ini, maka lebih baik memahami sedikit contoh sederhana dari aktivitasnya.
Pada tahap pertama, kamu bisa nih bikin tabel sederhana seperti ini biar persona pelanggan sampai message dari produk bisa terjelaskan maksimal:
Persona Pelanggan | Pain Points | Nilai Produk | Product Message |
Heri | Tenaga, uang, dan waktu yang ia gunakan terlalu banyak. | Produk kamu bisa menghemat biaya, tenaga, dan lebih cepat. | Produk ini mampu memberi efektivitas dalam ketiga pain points. |
– | – | – | – |
– | – | – | – |
– | – | – | – |
Pada bagian selanjutnya, kamu bisa mengisi masing-masing tabel kosong sesuai dengan kebutuhan baik dari persona hingga pesan yang sesuai dengan produk kamu.
Kategorisasi ini begitu memudahkan agar setiap persona pelanggan mampu memperoleh pesan yang sesuai dengan masalah yang tengah mereka hadapi.
Ini kalau dalam bisnis biasanya terbagi ke beberapa funnel yang menentukan apa yang akan konsumenmu dapatkan. Ilustrasi sederhananya seperti ini:
Jadi, dalam setiap funnel atau bagian itu punya treatment berbeda. Di bagian pertama atau ToFu misalnya, di sana kamu harus menarik perhatian pelanggan karena mereka belum tahu ada produk milikmu.
Tips sukses strategi go to market itu salah satunya bisa dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing semacam ini.
Pertama, bikin mereka tertarik. Kemudian, biarkan mereka mencari tahu soal produkmu dan membandingkannya. Terakhir, tinggal eksekusi untuk menelpon atau berupaya membuat pelanggan melakukan keputusan pembelian.
Sebenarnya, Go to Market strategy tak terbatas pada dua tahap ini saja. Tapi, setidaknya dari kedua langkah ini kamu bisa sedikit memahami peran dari GTM.
Ini sebenarnya langkah yang terbaik agar tak terjadi masalah hukum dan klaim di kemudian hari untuk merk produk kamu.
Sebelum meluncurkan produk, sebaiknya proteksi merk terlebih dahulu menggunakan Fitur Perlindungan Merek dari Mebiso. Dengan ini, merk produkmu terbebas dari resiko plagiasi atau pelanggaran sejenis.
Memperbesar keberhasilan peluncuran produk pertama kali di pasaran.
Bisa membuat peningkatan dari segi kinerja bisnis secara menyeluruh.
Penting, terutama buat menentukan message atau pesan dari produk yang sesuai dengan masing-masing persona konsumen.