Praktik pelanggaran etika bisnis bukan hal baru di dunia usaha. Hingga saat ini, hal tak elok semacam ini masih banyak dilakukan oleh para pengusaha nakal. Tak pandang bulu, entah itu perusahaan besar maupun kecil, semuanya punya potensi melakukan pelanggaran etika.
Kasus pelanggaran etis dalam dunia bisnis hendaknya memang harus dibabat habis. Hal ini guna menjaga pola bisnis agar tetap sehat dan tidak ada lagi pihak yang dirugikan. Pelanggaran etika dalam bisnis sendiri punya beragam bentuk.
Agar lebih jelas, mari kita bahas mengenai pelanggaran etika bisnis, dari mulai macam pelanggarannya hingga contoh nyata yang pernah terjadi. Yuk simak penjelasan lengkapnya dalam beberapa pembahasan berikut ini.
Merek Bisa Ditolak? Cari Tahu Sebelum Terlambat!
Banyak bisnis gagal mendaftarkan mereknya karena kesamaan dengan merek lain. Jangan sampai usaha kamu sia-sia hanya karena tidak cek terlebih dahulu. Pahami risikonya sebelum melangkah lebih jauh!Pelajari Kenapa Cek Merek Itu Penting!
Pelanggaran etika bisnis adalah tindakan menyimpang dari prinsip, norma sekaligus nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kegiatan usaha. Pelanggaran ini bisa berupa penipuan konsumen, mencurangi kompetitor, ataupun perusahaan yang menerapkan peraturan tak manusiawi pada karyawannya.
Biasanya, pelanggaran etika bisnis muncul karena satu hal, yakni pengusaha menginginkan keuntungan secara instan. Sejatinya, hal seperti ini akan menciptakan bumerang di masa depan bagi pebisnis itu sendiri.
Lebih lanjut, pelanggaran yang dilakukan tentu akan mencoreng nama baik bisnis yang telah dibangun. Lebih parahnya lagi, hal ini akan berdampak pada stigma negatif dari masyarakat yang menjadi pasar dalam bisnis tersebut.
Kasus pelanggaran etika bisnis bisa beraneka macam. Satu yang sama, kagiatan ini punya maksud untuk mencari keuntungan pribadi, tanpa memperdulikan kerugian dari pihak lain. Nah, berikut ini merupakan beragam bentuk paling umum dari pelanggaran etika bisnis:
Bentuk suap maupun gratifikasi yang dimaksud bisa berupa pemberian uang tunai, fasilitas liburan, hingga hadiah mewah. Suap akan merusak sistem keadilan dalam kompetisi bisnis. Dalam kasus ini, pebisnis akan memainkan cara kotor demi memuluskan kegiatan bisnisnya.
Dalam beberapa kasus, ada perusahaan yang ingin terlihat sukses di mata investor. Tapi cara yang dilakukan bukan melalui kerja keras maupun strategi jitu. Mereka memilih jalan pintas, yakni memoles laporan keuangan seperti melebih-lebihkan pendapatan, menyembunyikan utang hingga memalsukan laba.
Hal ini terjadi saat pelaku usaha nakal melakukan pemalsuan informasi pada produk yang dijual. Misalnya saja, menjual produk dengan label organik, padahal sebenarnya hasil pertanian biasa.
Kasus pelanggaran etika bisnis ini terjadi saat perusahaan melakukan kecurangan terhadap karyawannya sendiri. Seperti memberi jam kerja berlebihan, upah tidak sesuai, ataupun lingkungan kerja tidak manusiawi.
Di era digital seperti sekarang ini, data pribadi merupakan aset paling berharga. Dalam beberapa kasus tidak etis, beberapa perusahaan tergoda untuk menjual data pribadi konsumen ke pihak ketiga tanpa izin. Bahkan ada juga yang membocorkan informasi penting demi keuntungan sendiri.
Kasus ini terjadi ketika sebuah perusahaan sengaja melakukan penyalahgunaan kekuasaan demi meraup keuntungan yang lebih besar. Praktik ini membatasi pilihan konsumen dan merusak persaingan sehat.
Pelanggaran etika bisnis ini tercipta ketika perusahaan mengabaikan tanggung jawab sosial dan keberlanjutan yang seharusnya dijunjung tinggi. Mencemari lingkungan, terutama di area yang menjadi vital bagi masyarakat akan merusak habitat alami dan mengancam kesehatan warga.
Sudah menjadi rahasia umum, pelanggaran etika seringkali terjadi di dunia nyata. Bahkan dalam beberapa kasus, kejadian ini telah menyebabkan kerugian besar dari segi moral maupun finansial. Berikut contoh kasus pelanggaran etika bisnis dan analisisnya:
Contoh pelanggaran etika bisnis yang sempat menggegerkan ialah saat KPK menangkap pejabat di PUPR terkait dugaan suap dalam proyek infrastruktur. Kontraktor memberikan uang dan hadiah kepada pejabat untuk memenangkan tender proyek.
Dampak buruknya ialah, hal ini akan membuat perusahaan jujur jadi enggan ikut tender karena merasa sistemnya sudah curang. Efeknya, kualitas proyek menurun, dana publik terbuang, hingga kepercayaan masyarakat anjlok.
Seperti pada kasus BUMN konstruksi, tepatnya PT Waskita Karya yang diduga melakukan rekayasa laporan keuangan untuk menutupi kerugian. Modus ini digadang-gadang menggunakan teknik creative accounting untuk mempercantik laporan keuangan.
Manipulasi laporan ini jelas merupakan bentuk pengkhianatan kepercayaan terhadap investor, pemegang saham, bahkan karyawan. Akibatnya, nama besar dari perusahaan tersebut akan tercoreng dan dampaknya pun akan memperburuk keberlanjutan bisnis.
Kasus pelanggaran etika bisnis terbaru yang tengah heboh ialah tentang produk skincare over claim milik dokter sekaligus influencer tanah air. Dokter tersebut diduga sengaja menempelkan stiker palsu terkait kandungan tertentu dalam produknya.
Hal ini agar produk tersebut dapat dijual dengan harga lebih mahal. Pada kenyataannya, berdasarkan uji laboratorium, produk tersebut tidak terdapat kandungan yang disebutkan pada label yang tertera.
Pemalsuan seperti ini secara langsung telah mencederai kepercayaan konsumen. Dalam jangka pendek mungkin bisa mendongkrak penjualan, tapi saat kebenaran terkuak, citra baik brand akan luntur. Apalagi di era digital, satu ulasan negatif bisa menyebar dengan mudah dan cepat.
Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh salah satu pabrik yang memproduksi sepatu dari brand ternama. PT Panarub Industry dilaporkan telah melakukan pelanggaran sistematis terhadap hak karyawan outsourcing oleh Serikat Pekerja.
Kasus ini berakar dari pekerja outsourcing di perusahaan tersebut yang diberi upah lebih rendah dari UMR. Selain itu, pekerja juga dipaksa lembur hingga dua belas jam per hari tanpa kompensasi. Jika menolak lembur, pekerja diancam pemotongan upah.
Eksploitasi buruh semacam ini jelas telah melanggar hukum. Lebih parahnya lagi, ini juga akan mencederai sisi kemanusiaan. Perusahaan pasti akan dipandang tak baik secara global. Akibatnya, sentimen konsumen dan investor juga akan buruk.
Kasus penyalahgunaan data konsumen pernah terjadi di perusahaan provider Indosat Ooredoo. Perusahaan tersebut menjadi sorotan setelah ditemukannya kebocoran dan penjualan data pribadi pelanggan oleh oknum karyawan dari mitra Indosat.
Dalam hal ini, perusahaan gagal melindungi data pelanggan. Tentu saja hal ini berisiko melunturkan kepercayaan pelanggan Indosat itu sendiri.
Baru-baru ini, muncul dugaan praktik monopoli atau persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga. Hal ini terkait penjualan avtur, terutama setelah munculnya keluhan dari maskapai penerbangan dan perusahaan avtur independen.
Dampak negatif yang terjadi ialah perusahaan avtur independen atau importir akan kesulitan bersaing karena akses terbatas. Hal ini juga akan beresiko menimbulkan harga avtur tidak kompetitif.
Praktik pencemaran lingkungan pernah dilakukan oleh perusahaan tekstil, tepatnya PT SS yang berada di Jawa Timur. Perusahaan tersebut telah terbukti membuang limbah B3 tanpa izin yang berpotensi merusak lingkungan.
Tentu saja hal ini akan menyebabkan pencemaran air tanah sehingga berisiko terhadap kesehatan masyarakat. Tak hanya masyarakat, perusahaan ini juga berisiko kena boikot, penurunan nilai saham, hingga pencabutan izin usaha.
Selain kasus yang sudah dijelaskan di atas, pelanggaran etika bisnis juga dapat terjadi karena satu hal kecil. Hal yang dimaksud yakni mengabaikan legalitas dan identitas brand. Lantas, kamu perlu membangun kepercayaan pelanggan dengan melindungi merek secara hukum.
Langkah awal tentu saja kamu harus mendaftarkan merek secara resmi. Kamu bisa langsung daftar merek dagang melalui layanan online di Mebiso. Tak perlu repot, Mebiso akan menjamin kelancaran pendaftaran merek secara simpel dan transparan.
Selain itu, kamu juga dapat mengakses fitur cek merek online di Mebiso guna melihat potensi keberhasilan pendaftaran merek. Tunggu apa lagi, gunakan Mebiso untuk membangun reputasi brand milikmu menjadi lebih baik lagi.
Sudah Punya Nama Brand? Tapi, Apa Sudah Aman?
Banyak bisnis tidak sadar kalau nama brand mereka bisa saja sudah dimiliki orang lain. Sebelum melangkah lebih jauh, pastikan merek kamu tidak bermasalah di kemudian hari!Pelajari Pentingnya Cek Merek!
Lakukan audit serta lakukan perbaikan sistem dan transparansi publik.
Inovasi, kepercayaan, dan kepuasan pelanggan.
Dipercaya oleh konsumen sehingga bisnis dapat berkelanjutan.
Laporkan ke pihak berwajib serta beri ulasan dengan jujur dan bijak.
Terapkan SOP jelas, adakan pelatihan, serta awasi secara rutin.