Mendirikan sebuah bisnis berarti kamu juga harus siap dengan segala risiko yang akan kamu hadapi ke depan. Bangkrut adalah salah satunya. Tak jarang, banyak perusahaan yang telah publik anggap sebagai perusahaan besar malah berakhir jadi perusahaan yang bangkrut karena beberapa faktor yang mereka alami.
Jangankan di mancanegara, banyak juga perusahaan besar yang bangkrut di Indonesia karena macam-macam penyebabnya seperti kendala pada manajemen dan hutang. Inilah salah satu alasan mengapa banyak orang yang akhirnya mengurungkan niatnya membangun bisnis karena banyak melihat contoh dari perusahaan yang bangkrut.
Tapi apakah sebenarnya penyebab perusahaan bangkrut dan apa saja kisah dari perusahaan yang bangkrut di sekitar kita?
Mari kita kupas satu per satu pada artikel episode kali ini agar kamu bisa mengambil hikmah dari kisah-kisah tersebut. Yuk simak di bawah!
Sebelum membahas kisah-kisah perusahaan yang bangkrut, baiknya kita lebih dulu mengetahui alasan-alasan mengapa perusahaan bangkrut.
Banyak variasi dari alasan umum mengapa akhirnya sebuah perusahaan bisa tutup. Alasan general dari perusahaan yang bangkrut biasanya karena hilangnya revenue, biaya maintenance mahal, harga sewa hipotek tak terjangkau, pengeluaran perusahaan yang masif, atau alasan-alasan lain.
Tak jarang juga perusahaan yang bangkrut penyebabnya dari gabungan alasan-alasan tersebut yang akhirnya terakumulasi.
Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
Faktor ini jadi salah satu alasan umum mengapa perusahaan bisa tutup. Manajemen finansial yang buruk ini meliputi arus kas tak teratur, hutang berlebih, hingga kurangnya planning keuangan.
Dinamika pasar akan selalu dinamis tiap waktu dan perusahaan yang tak bisa adaptasi akan mengalami kerugian. Seiring bergesernya tren pasar, persaingan yang makin kompetitif dan gesernya selera pelanggan bisa juga menyebabkan perusahaan jatuh.
Elemen pemimpin dan manajemen dalam sebuah perusahaan sangat vital. Kepemimpinan dan manajemen yang tak efektif bisa jadi sebab pengambilan keputusan yang buruk, integritas karyawan yang rendah, dan strategi yang tak tepat guna.
Faktor-faktor ekonomi eksternal seperti resesi, fluktuasi mata uang, dan perubahan nilai bunga juga bisa menyebabkan kesulitan keuangan.
Perusahaan yang gagal patuh pada peraturan atau tersandung hukum bisa menguras sumber daya dan bisa merusak reputasi bisnis yang telah kita bangun, seperti halnya harus membayar denda, persidangan, hingga ganti rugi.
Beberapa perusahaan berikut mungkin ada yang familiar di telingamu dan pada poin ini kita akan bahas beberapa perusahaan yang bangkrut dan alasannya:
Nomor pertama ada salah satu aplikasi streaming yang mungkin banyak masyarakat kenal yakni HOOQ. Aplikasi dari Singapura ini tak bisa tumbuh besar di pasar Indonesia karena kompetisi layanan video streaming yang makin menjamur serta makin kompetitif.
Aplikasi inierakhir tak mampu menutupi biaya operasional dan tutup pada tahun 2020 silam.
Pada bulan Maret tahun 2023, Silicon Valley Bank bangkrut setelah banyak rumor yang menyebar tentang masalah likuiditasnya yang juga menyebabkan penarikan besar-besaran dari para nasabahnya.
SVB ini dulunya merupakan pemberi pinjaman utama bagi startup-startup yang baru mulai, organisasi nirlaba, dan masyarakat umum sebelum akhirnya terlikuidasi.
Siapa yang tak kenal Kodak? Ya, perusahaan perintis di bidang fotografi ini bisa kita bilang sebagai sebuah perusahaan fenomenal pada zamannya dan memiliki produk yang tersebar hampir ke seluruh dunia.
Meskipun begitu, tahun 2012 jadi tahun yang pahit karena Kodak harus mengalami pailit dan tak bisa lagi bersaing dengan para kompetitornya yang makin dinamis. Tentunya hal ini banyak meninggalkan kesan mendalam karena pengaruh Kodak yang begitu besar bagi masyarakat.
Berdiri sejak 1932, Revlon adalah perusahaan make up, tata rias, dan kecantikan yang tersebar hampir di lebih dari 150 negara di dunia.
Namun saat pandemi menyerang, Revlon mengalami kesulitan karena banyaknya karantina wilayah sehingga membuat banyak toko-tokonya tutup dan penjualannya turun lebih dari 20%.
Tahun 2022 jadi puncaknya, dimana pada akhirnya Revlon tak bisa membayar hutang-hutangnya karena inflasi yang besar menyebabkan pelanggan harus mengurangi pengeluaran.
Hal ini membuat Revlon jadi tak bisa membayar hutang besarnya dan membayar pemasok sebelum akhirnya menjadi salah satu perusahaan yang bangkrut di dunia.
Merpati Airlines adalah satu contoh dari perusahaan BUMN yang bangkrut di Indonesia. Perusahaan maskapai yang berdiri sejak tahun 1962 ini akhirnya bubar pada tahun 2023 karena banyak terlilit hutang sejak tahun 2011.
Kasus korupsi yang juga marak terjadi di perusahaan ini akhirnya ikut mendorong perusahaan ini masuk status pailit sebelum akhirnya kolaps dan Pemerintah memutuskan untuk membubarkannya.
Zenius adalah perusahaan di bidang pendidikan yang telah berjalan selama kurang lebih 20 tahun. Zenius jadi salah satu perusahaan yang bangkrut di Indonesia dan penyebabnya karena banyaknya kendala yang membuat operasi bisnis berhenti sementara.
Meskipun suntikan dana tetap Zenius terima selama masa itu, namun tetap tak bisa membuat Zenius bertahan hingga memutuskan untuk mengentikan proses bisnis mereka.
Giant mungkin adalah salah satu perusahaan di bidang pusat perbelanjaan yang tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun sedihnya, Giant justru menjadi satu di antara banyaknya perusahaan yang bangkrut di Indonesia.
Tahun 2015, Giant sudah mulai melemah dan memutuskan menghentikan 75 gerai di beberapa daerah karena rendahnya income. 4 tahun kemudian, Giant yang telah jadi bagian Hero Group juga akhirnya tutup di beberapa titik lokasi.
Dengan banyaknya gerai yang tutup tentunya banyak meninggalkan rasa sedih di banyak kalangan masyarakat karena Giant terkenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan yang banyak menawarkan harga murah.
Itulah beberapa daftar dari perusahaan-perusahaan yang bangkrut–tak hanya perusahaan besar dunia, tapi juga perusahaan besar di Indonesia. Dunia bisnis memang sangat dinamis dan makin kompetitif, namun dengan tata kelola yang benar dan inovasi-inovasi bisnis yang tepat maka kamu bisa menghindarkan bisnismu dari kebangkrutan tersebut.
Semoga artikel ini bisa menjadi pengingat kita semua bahwa segalanya bisa terjadi dalam bisnis, termasuk kebangkrutan jika kita tak siap dengan segala dinamika pasar yang ada. Semoga bermanfaat!
Sebagai elemen penting dari sebuah bisnis, keberadaan merek tentunya jadi hal yang tak bisa terpisahkan terutama jika kamu berniat dalam membesarkan bisnismu. Banyak kasus-kasus masalah hukum yang menimpa pebisnis karena soal merek ini, mulai dari pencurian dan plagiat merek yang berujung bisnis gulung tikar.
Makin marak masalah hukum yang terjadi harusnya jadi pengingat kita bahwa merek harus selalu senantiasa kita lindungi keberadaannya agar terhindar dari masalah hukum yang senantiasa mengintai kita. Lakukan perlindungan merek sedari dini agar kamu bisa proteksi brand bisnismu mulai dari awal!
Mebiso hadir untuk mendukung dan membantu kamu dalam melakukan perlindungan brand bisnismu agar terhindar dari masalah hukum yang bisa terjadi kapan saja. Segera Proteksi Merek Bisnis kamu di Mebiso sekarang juga!
Ada banyak hal seperti manajemen yang buruk, faktor eksternal seperti ekonomi, dan masalah hukum yang menimpa perusahaan tersebut.
Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan di Indonesia seperti contohnya Giant dan Zenius yang akhirnya menutup operasional mereka.
Ya, perusahaan yang sudah bangkrut tetap bisa bangkit lagi tapi tentunya butuh sumber daya tak sedikit dan strategi-strategi baru untuk bisa membuka ulang bisnis tersebut.