MEBISO.COM – Cerita Merek Dari Strategi Pemasaran Dunkin Donuts.Banyak hal yang bisa dilakukan pengusaha untuk meningkatkan penjualan. Salah satunya seperti strategi pemasaran Dunkin Donuts. Sejak memulai bisnisnya di bidang F&B, sudah banyak cara dilakukan oleh merek yang satu ini.
Mulai dari merubah nama Dunkin Donuts menjadi Dunkin, sampai strategi yang baru-baru ini di jalankan adalah dengan bekerja sama dengan seorang TikTokers bernama Charlie. Nyatanya, hasil dari kerja sama ini berhasil meningkatkan penjualan produk Dunkin.
Tidak sembarangan, pemilihan influencer ini pastinya berdasarkan beberapa penilaian tertentu. Pihak Dunkin tentunya akan memilih influencer yang di rasa akan berhasil menaikan penjualannya.
Lebih tepatnya, Dunkin memilih Charlie karena di rasa lebih cocok untuk memberikan pengaruhnya kepada anak-anak muda yang menjadi penggemar Charlie. Alhasil, para followers dari Charlie ini turut menyumbang kenaikan pendapatan dari Dunkin.
Sebagai pemilik merek, kerjasama seperti yang di lakukan oleh Dunkin ini sering dilakukan. Bahkan tidak hanya dengan influencer saja, melainkan juga bisa dengan merek lain dan produk yang berbeda.
Selain Dunkin, ada juga merek-merek yang saling bekerja sama untuk bisa meningkatkan penjualan dengan cara co-branding seperti ini. Salah satu yang menjalankan co-branding dengan influencer adalah merek Samsung dengan BTS.
Apakah co-branding harus punya merek dulu?
Pada dasarnya, co-branding adalah bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan cara bekerja sama dengan merek lain. Kalau melihat pada kerjasama yang di lakukan oleh Samsung dan BTS keduanya adalah sama-sama merek besar.
Ternyata, selain sebagai grup idol, BTS juga sebagai nama merek yang terlindungi di beberapa kelas. Berdasarkan data KIPO (Korean Intellectual Property Office), BTS sudah menjadi merek bahkan sejak tahun 2014.
Sehingga strategi pemasaran Dunkin Donuts ini bukan sekedar kerjasama produk dengan orang terkenal, melainkan kerjasama merek dengan merek. Hal ini di buktikan dengan pendaftaran merek Charlie D’Amelio yang sudah terekam pada database WIPO sejak tahun 2020.
Pendaftaran Merek Dengan Nama Orang
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah di Indonesia juga memungkinkan untuk mendaftarkan nama sebagai merek?
Jadi, dalam undang-undang merek, ada pembatasan terkait penggunaan nama orang untuk merek. Tepatnya tertulis di Pasal 21 ayat (2) huruf a.
“Permohonan pendaftaran merek bisa di tolak apabila menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak.”
Berdasarkan pasal tersebut, pendaftaran merek dengan nama orang menjadi perlu perhatian lebih karena bisa tertolak kalau di anggap sama dengan nama orang terkenal.
Tapi, kalau di lihat pada data pendaftaran merek, ternyata banyak juga pendaftaran yang menggunakan nama orang terkenal. Bahkan seperti BTS, artis Indonesia juga mendaftarkan nama mereknya.
Misalnya seperti Luna Maya, Raditya Dika, dan juga Jessnolimit. Artinya, ketentuan Pasal 21 tersebut tidak serta-merta membuat permohonan merek tertolak. Seorang influencer bisa mendaftarkan namanya sebagai merek bahkan tanpa persetujuan lebih dulu karena sebagai pemilik nama tentunya berhak melakukan apapun terhadap namanya.
Karena sebuah nama ternyata bisa menjadi merek dagang juga, sebaiknya segera temukan ahli merek yang bisa membantu pendaftaran merek kamu. Salah satunya adalah Jasamerek.com yang bisa menjamin pendaftaran merek kamu dengan cepat dan tepat.
Belajar dari strategi pemasaran Dunkin Donuts, ternyata dengan satu merek bisa menghasilkan keuntungan dari beberapa sisinya. Tertarik untuk mendaftarkan namamu juga? Pastikan namamu masih aman di gunakan dengan fitur Cek Merek dari Mebiso.