Legal Due Diligence: Arti, Tujuan, Prinsip dan Contohnya

Legal Due Diligence

Legal due diligence yang populer dengan nama uji tuntas diartikan sebagai proses investigasi menyeluruh untuk menilai legalitas perusahaan maupun transaksi bisnis. Uji ini sangat penting, terutama untuk perusahaan yang berencana mengambil alih bisnis lain berinvestasi, atau bergabung. 

Melalui uji ini, kamu dapat memastikan kalau semua legalitas bisnis sudah melalui pemeriksaan secara menyeluruh. Uji tuntas juga ada tahapannya, tujuannya mengetahui potensi munculnya risiko yang ada kaitannya dengan hukum pada masa mendatang.

Legal due diligence adalah uji legal untuk menilai apakah bisnis dan transaksi telah sesuai dengan standar ketetapan hukum. Terkait dengan bisnis, analisis ini menjadi suatu upaya preventif guna mengetahui kondisi hukum bisnis sebelum masuk pada tahap pembelian, penggabungan, atau investasi.

Uji tuntas memberi pandangan lebih mendetail mengenai legalitas perusahaan. Dengan demikian, perusahaan bisa membuat keputusan bisnis berdasarkan data yang valid. Uji ini juga melibatkan tim konsultan legal atau pengacara yang memiliki pengalaman dalam menangani berbagai dokumen hukum. 

Melakukan uji tuntas tentu bukan tanpa alasan. Secara umum, ini alasan mengapa uji tuntas penting untuk bisnis: 

1. Mengenali adanya risiko hukum

Uji tuntas memudahkan kamu mengenali munculnya risiko legal dari proses bisnis yang berlangsung. Misalnya, ada potensi perusahaan akuisisi masih memiliki utang legal tersembunyi atau tidak patuh pada peraturan tertentu.

2. Menjamin disiplin hukum

Selain itu, uji tuntas juga memastikan semua proses bisnis telah sesuai dengan aturan atau standar ketetapan hukum. Aturan ini termasuk pajak, lisensi, izin usaha, serta hukum yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. 

3. Memberikan representasi posisi hukum

Proses ini juga memiliki tujuan untuk memberi representasi lengkap tentang posisi hukum perusahaan. Melalui informasi ini, kamu bisa menilai apakah perusahaan tersebut layak untuk menerima akuisisi atau investasi.

4. Mendukung negosiasi

Informasi atau data dari uji tuntas bisa kamu manfaatkan untuk mendukung proses negosiasi. Apabila ada pelanggaran hukum pada masa mendatang, kamu bisa memakai informasi ini sebagai acuan untuk meminta penyesuaian harga atau persyaratan tertentu. 

Uji tuntas dan legal audit adalah dua istilah yang pemakaiannya sering bergantian. Banyak yang menganggap keduanya sama, padahal ternyata tidak demikian. Berikut perbedaan legal audit dan legal due diligence yang perlu kamu pahami: 

1. Fokus utama

Perbedaan pertama bisa kamu perhatikan pada fokus utama keduanya. Legal audit lebih berfokus pada evaluasi rutin kepatuhan hukum. Tujuannya memastikan operasional bisnis berjalan sesuai aturan yang ditetapkan.

Sebaliknya, uji tuntas merupakan bagian dari proses tertentu, seperti pengambilalihan atau penggabungan. Analisis ini lebih berfokus pada evaluasi risiko legal yang berkaitan dengan proses tersebut.

2. Waktu pelaksanaan

Selanjutnya, pada waktu pelaksanaan. Legal audit biasanya berlangsung secara berkala sebagai bagian dari tata kelola perusahaan. Sementara itu, uji tuntas hanya saat transaksi besar atau strategis akan berlangsung.

3. Hasil output

Perbedaan lainnya ada pada hasil output. Legal audit memberikan hasil berupa laporan tentang kepatuhan hukum secara umum. Sedangkan, uji tuntas menghasilkan laporan rinci tentang risiko legal yang dapat memengaruhi kelangsungan transaksi.

Selain legal audit, kamu juga perlu memahami perbedaan legal opinion dan legal due diligence. Berikut aspek utama yang menjadi pembeda keduanya:

1. Definisi serta fungsinya

Legal opinion mengacu pada opini hukum tertulis dari ahli maupun firma hukum tentang suatu isu hukum tertentu. Umumnya, dokumen ini pemakaiannya untuk memastikan validitas maupun kepastian hukum tertentu.

Sementara, uji tuntas mengacu ke suatu proses evaluasi yang kompleks. Ini termasuk semua hal yang mempunyai hubungan dengan transaksi penting dalam bisnis.

2. Ruang lingkup

Hal lain yang membedakan keduanya yaitu ruang lingkupnya. Cakupan legal opinion lebih terbatas karena membahas isu hukum tertentu saja. Sebaliknya, ruang lingkup uji tuntas lebih luas, termasuk analisis mendetail banyak aspek hukum.

3. Waktu penggunaan

Waktu penggunaan keduanya juga berbeda. Penggunaan Legal opinion sering kali untuk keperluan spesifik, seperti penyelesaian sengketa atau jaminan keabsahan kontrak. Tidak sama seperti penggunaan uji tuntas yang sering melibatkan proses yang lebih besar, seperti penggabungan maupun pengambilalihan.

Contoh legal due diligence termasuk pemeriksaan dokumen perusahaan, seperti akta pendirian, laporan keuangan, kontrak kerja, maupun berkas pajak. Sementara itu, contoh format legal due diligence biasanya disajikan dalam tabel risiko hukum, memuat berbagai informasi penting pengujian.

Sebagai ilustrasi, jika kamu ingin membeli perusahaan, uji tuntas akan memeriksa apakah ada perjanjian yang merugikan atau sengketa terhadap pihak ketiga. Melalui pengujian ini, kamu bisa menghindari kejadian yang tidak terduga setelah transaksi selesai.

Supaya prosesnya berjalan lancar, berikut checklist legal due diligence yang sebaiknya kamu cermati:

1. Dokumen pendirian perusahaan

Pastikan akta pendirian, perizinan usaha, serta dokumen legal lain telah lengkap. Bukan tanpa alasan, dokumen tersebut merupakan dasar hukum berdirinya perusahaan yang tentunya tidak boleh kamu lupakan.

Melalui pengecekan akta pendirian, kamu bisa memastikan bahwa struktur kepemilikan, nama perusahaan, dan aktivitas usaha sudah sesuai ketentuan hukum. Izin usaha juga perlu kamu cek dengan teliti untuk memastikan legalitas operasional perusahaan.

2. Perjanjian kontrak 

Lakukan peninjauan semua perjanjian dengan mitra, karyawan, dan pihak ketiga. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kontrak yang berpotensi menimbulkan sengketa. Analisis kontrak juga termasuk mengecek ketentuan pembayaran, hak dan kewajiban, serta syarat penghentian kontrak.

3. Laporan keuangan

Periksa laporan keuangan untuk memastikan tidak ada potensi masalah pajak. Laporan keuangan mencerminkan kesehatan finansial perusahaan, dan pastikan pula tidak ada kewajiban pajak yang kamu lewatkan. Ini juga membantu mendeteksi peluang manipulasi laporan yang dapat memengaruhi nilai perusahaan.

4. Kepatuhan regulasi

Pastikan perusahaan mematuhi hukum tenaga kerja, lingkungan, dan pajak. Kepatuhan terhadap regulasi mencakup pembayaran gaji sesuai upah minimum, pelaksanaan program keselamatan kerja, serta pengelolaan limbah yang sesuai standar. Pelanggaran terhadap regulasi ini dapat menimbulkan denda besar serta merusak reputasi bisnis.

5. Ada atau tidaknya sengketa hukum

Terakhir, identifikasi apakah terjadi sengketa pada saat itu, dan kemudian hari. Melalui pemeriksaan arsip pengadilan serta komunikasi pada pihak ketiga, kamu dapat mengetahui jika ada gugatan yang belum selesai. Ini penting untuk memahami risiko yang bisa memengaruhi keberlanjutan usaha pada masa depan.

Daftarkan Merek, Dapatkan Perlindungan Tambahan!

Uji tuntas menjadi hal penting untuk menjamin perlindungan bisnis. Namun, ada lagi hal lain yang harus kamu ingat, yaitu mendaftarkan merek. Sama seperti uji tuntas, registrasi merek juga penting untuk memberikan proteksi tambahan.

Kalau sudah punya merek, kamu bisa melakukan cek merek dagang secara online untuk memastikan kalau merek tersebut belum menjadi milik orang lain. Daftar merek bisnis juga tidak sulit kok. Jadi, jangan sampai lupa untuk daftar merek bisnismu, ya!

1. Uji tuntas itu apa?

Legal due diligence adalah pemeriksaan hukum untuk evaluasi kepatuhan perusahaan atau suatu proses transaksi pada standar ketetapan hukum

2. Kapan perlu uji tuntas?

Sebelum terjadinya investasi, penggabungan, atau pembelian suatu bisnis.

3. Siapa yang biasanya melakukan uji tuntas?

Tim profesional, seperti pengacara, konsultan, atau lembaga hukum.

4. Berapa lama proses uji tuntas?

Tergantung kompleksitas, biasanya proses ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai bulan.

5. Apa hasil akhir uji tuntas?

Laporan mendetail terkait analisis dokumen, hasil identifikasi risiko, dan strategi mitigasi.

Artikel Terkait
15+ Contoh Company Profile, Bisa Jadi Inspirasi Bisnis
15+ Contoh Company Profile, Bisa Jadi Inspirasi Bisnis
Psikologi Harga: Cara Efektif Tingkatkan Penjualan dan Contohnya
Psikologi Harga: Cara Efektif Tingkatkan Penjualan dan Contohnya
Mengenal Due Diligence, Tujuan dan Contohnya
Mengenal Due Diligence, Tujuan dan Contohnya
Cara Membangun Tim Bisnis yang Sukses dan Solid
Cara Membangun Tim Bisnis yang Sukses dan Solid
Mengenal Kontrak Bisnis, Rancangan, Jenis dan Cara Buat
Mengenal Kontrak Bisnis, Rancangan, Jenis dan Cara Buat
Aspek Legalitas Startup yang Wajib Dipenuhi
Aspek Legalitas Startup yang Wajib Dipenuhi
Daftar Merek Ga Pake Ribet, Sehari Langsung Terlindungi