Kamu patutnya teliti untuk terus memantau setiap pergerakan dari produk di pasar. Inilah yang seringkali dapat sebutan sebagai Product Life Cycle (PLC).
Buat masyarakat pada umumnya mungkin masih awam, tapi untuk pebisnis biasanya sudah familiar dengan istilah PLC.
PLC ini menjadi komponen penting agar kamu tahu bagaimana perjalanan produk. Mari, kenali definisi, contoh, tahapan, sampai dengan strategi penerapannya di sini.
Product life cycle adalah siklus dari suatu produk dari awal ia rilis sampai perusahaan sudah memutuskan menariknya dari peredaran di pasar.
Konsep ini adalah untuk tahu kapan waktunya buat menaikkan iklan, turunin harga, meluaskan jangkauan market, bahkan sampai melakukan desain ulang untuk kemasan produk.
Biasanya yang bertanggung jawab untuk mengurusnya adalah product manager. Ini menjadi aktivitas rutin dari manajer produk guna memantau kondisi dari produk.
Alasannya agar ia tahu kapan produk lama harus ke luar dari pasar untuk menggantinya dengan produk baru.
Namun, penentuannya ini tak bisa serampangan karena ada tahapan-tahapan tertentu yang harus terlewati. Itu semua tertuang dalam tahapan PLC yang akan kami bahas juga di sini.
Benar bahwa PLC ini terbagi jadi beberapa tahap. Urutan product development life cycle ini terbagi jadi empat tahap yang penting untuk memberimu gambaran umum kalau mau menentukan tujuan bisnis. Berikut tahapannya:
Pada tahap ini, PLC menjadi tahap yang berat buat perusahaan. Pasalnya, perusahaan wajib membangun awareness dari konsumen atas produk.
Upaya ini memang butuh usaha keras karena harus rela keluar biaya iklan yang begitu besar. Biasanya juga peluncuran ini jadi tahap yang bikin semua pihak di perusahaan menjadi berdebar.
Pasalnya, mereka menantikan respon dan konsumen dan pasar atas produknya. Apakah ia diterima dengan baik atau justru mendapatkan tanggapan negatif dari pasar.
Siklus hidup produk juga melalui tahapan selanjutnya yakni tahap growth atau pertumbuhan.
Di tahap ini sudah tak mendebarkan seperti pada introduction karena konsumen sudah percaya pada produk kamu.
Artinya produk buatan kamu sudah teruji dan terbukti bisa meningkatkan penjualan. Maka dari itu, di tahap ini perusahaan sudah dapat keuntungan karena produknya telah pasar terima dengan sangat baik.
Tapi, masih tak menutup kemungkinan bahwa tingkat kompetisinya jadi tinggi dan di tahap ini terkadang manajer produk melakukan pricing strategy.
Selanjutnya, ada tahap maturity atau ketika produk telah ‘dewasa’. Ini adalah fase siklus hidup produk ketika perusahaan sudah dapat hasil yang luar biasa besar.
Selain itu, tahapan maturity atau kematangan ini juga menjadi tanda kalau perusahaan atau kamu wajib mempertahankan market yang sudah susah payah diperoleh.
Maka dari itu, dalam maturity tak jarang perusahaan melakukan berbagai jenis inovasi atas produk.
Tujuannya sudah pasti demi memberikan nilai tambah pada produk dan bisa unggul daripada kompetitornya.
Product manager nantinya akan mengatur pengeluaran biaya secara bijak hingga pengembangan produknya sesuai.
Namun, dalam teori siklus hidup produk tahap ini bisa bertahan dengan dua kondisi: bisa bertahan lama dan bisa juga bertahan singkat. Semuanya masih bergantung atas produk yang kamu atau perusahaanmu buat.
Kemudian, tahapan terakhir pada product life cycle yakni decline. Ini adalah momen ketika produk sudah mengalami penurunan.
Walaupun kamu sudah sedemikian rupa berusaha demi menjaga pangsa pasar pada tahapan sebelumnya, tetap saja tak ada yang terjadi dan penjualan terus menurun.
Di tahap ini perilaku konsumennya sudah berubah. Permintaan atas produk kamu sudah menurun.
Soal faktor, pastinya banyak. Misalnya saja konsumen sudah jenuh atau bisa jadi berpindah dari produk kamu menuju penggunaan produk berbeda.
Akhirnya, di tahap ini produk yang kamu buat harus mengalami penarikan dari pasar. Bisa tetap ada di pasar, tapi harus re-desain untuk tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
Memang, siklus hidup produk adalah salah satu penentu momen bagi perusahaan untuk mengambil keputusan. Di sini, kecakapan dari manajer produk begitu tinggi kebutuhannya.
Terdapat banyak case yang perlu kamu pelajari guna memahami siklus hidup dari suatu produk ini. Berikut lengkapnya:
Paling populer bisa pakai Coca-Cola. Di tahun 1985, mereka merilis minuman yang resepnya jauh berbeda dengan produk sebelumnya. Namanya ‘New Coke’.
Hal ini perusahaannya lakukan karena awalnya Coca-Cola bisa memimpin pasar dan kemudian dalam kurun 15 tahun terakhir terjadi penurunan.
Akhirnya, Coca-Cola mengeluarkan minuman lain yang dengan rasa baru. Pastinya dengan harapan agar konsumen bisa kembali tertarik.
Bukannya suka, New Coke malah banyak tak disukai dan pelanggannya meminta Coca-Cola untuk memproduksi kembali memakai resep lama.
Setelah gagal, akhirnya Coca-Cola mengembalikan resep lama dan seolah abadi sampai sekarang.
Saat ini, kebutuhan akan mobilitas sudah berubah dari yang awalnya menggunakan mesin biasa menjadi terelektrifikasi dengan mesin mobil yang menggunakan tenaga listrik.
Banyak produsen yang menyadarinya dan kini, berlomba-lomba untuk menelurkan produk baru kendaraan elektrifikasi seperti mobil listrik.
Hal ini menandakan bahwa kebanyakan produsen raksasa mobil sudah ada dalam tahap maturity dan berencana mempertahankan pasar mereka.
Perusahaan games asal Jepang ini mampu menghadirkan data yang sangat baik terutama untuk product life cycle dari produknya.
Mereka bisa bertahan di tahap maturity dalam waktu yang lama. Sejak 1980, Nintendo terus ikut perkembangan dari teknologi dan memanfaatkannya agar bisa bertahan.
Sejak itu bahkan sampai saat ini, kita masih bisa melihat bahwa Nintendo masih mampu bertahan dalam tahap maturity-nya.
Itu adalah contoh siklus hidup produk yang bisa kita saksikan dari beberapa perusahaan raksasa yang ada di dunia.
Dalam kepala setiap product manager, biasanya sudah ada strategi yang umum digunakan dalam PLC. Paling penting sebenarnya di tahapan introduction yang terbagi jadi beberapa strategi:
Konsep siklus hidup produk dengan strategi saat peluncuran ini, biasanya berpengaruh terhadap keberlanjutan dari produk dan mempengaruhi diterima atau tidaknya produk kamu di pasaran.
Biasanya, sebelum perusahaan melakukan peluncuran produk, mereka akan memproteksi merk menggunakan di Mebiso terlebih dahulu.
Tujuannya untuk melindungi merk dari upaya melakukan plagiasi atau mendepak adanya peniru.
Cara ini juga efektif untuk mencegah adanya pihak yang ingin menghancurkan reputasi dari merk dengan menggunakan nama atau brand yang sama. Jadi, penting untuk lebih dulu memberi perlindungan menggunakan Mebiso.
Sederhananya yakni tahap perjalanan produk dari awal meluncur sampai tahap penarikannya dari pasar.
Demi menentukan momen yang pas untuk mengambil keputusan atas produk.
Benar, semua industri butuh memahami PLC agar produknya lebih tahan lama merajai pasar.