Sedari kamu masih single alangkah baiknya mulai membuka bisnis kamu sendiri dan mengelolanya dengan baik.
Jika kamu berhasil mengembangkannya menjadi besar maka bisa dibilang kesejahteraan keluargamu lebih terjamin.
Hal ini bisa kamu lihat dari beberapa contoh bisnis keluarga yang akan dibahas dalam artikel berikut
Namun sebelum masuk ke pembahasan soal contoh-contoh tersebut, kamu sebaiknya juga perlu mengenal seperti apa konsep umum dari bisnis keluarga. Mari kita simak pembahasannya di bawah ini
Pengertian Bisnis Keluarga
Universitas Prasetya Mulya mendefinisikan bahwa bisnis keluarga adalah suatu bisnis yang sistem operasionalnya sebagian besar dikendalikan oleh anggota keluarga sendiri.
Kemudian apabila anggota keluarga yang memiliki bisnis berusia senja maka biasanya akan mewariskan perusahaan itu pada anak cucunya. Pewarisan inilah yang menyebabkan bisnis keluarga yang sudah mapan dapat menjamin kesejahteraan.
Karakteristik Bisnis Keluarga
Illumine8 menjelaskan bahwa ciri-ciri umum yang kurang lebih ada dalam bisnis keluarga yang sudah dijalankan secara turun-temurun :
- Menentukan siapa yang layak menjadi penerus bisnis dengan hati-hati
- Mengatur dengan seobjektif mungkin
- Memanfaatkan brand yang telah dibangun pendahulu untuk menjaga kepercayaan
- Menanamkan pola pikir dari para pendahulu
Kumpulan Contoh Bisnis Keluarga
Sekarang mari berkenalan dengan contoh-contoh bisnis keluarga yang sudah sukses dan telah beroperasi di Indonesia sejak lama sebagaimana paparan dari buzzup :
1. PT Djarum
Daftar pertama dari contoh bisnis keluarga yang akan dibahas di sini adalah salah satu produsen rokok raksasa yaitu PT Djarum. Perusahaan yang berdiri atas prakarsa dari Oei Wie Gwan yang kemudian mewariskannya kepada dua putranya yaitu Michael Hartono dan Robert Budi Hartono.
Sayangnya debut mereka menjalankan bisnis sang ayah tidak berjalan mulus. Pabrik rokok yang kedua saudara tersebut dirikan di Kudus, Jawa Tengah ludes terbakar tahun 1963. Namun mereka bisa bangkit lagi dan memperoleh kesuksesannya seperti sekarang.
Bahkan kini cakupan usaha Djarum bukan lagi rokok saja tapi juga merambah sektor :
- Perbankan dengan nama BCA
- Perhotelan dengan nama Hotel Indonesia
- E-commerce melalui tiket.com dan blibli.com, dll.
2. PT Sampoerna
Masih dari industri rokok, tentu saja tidak boleh melupakan PT Sampoerna sebagai contoh bisnis keluarga yang juga sangat sukses berkat produk rokok kreteknya.
Saat ini sebenarnya kepemilikan bisnis sudah berpindah tangan ke PT Phillip Morris sejak 2005. Namun perlu kamu tahu bahwa keluarga Sampoerna sebenarnya masih memiliki bisnis lain seperti :
- PT Sampoerna Agro
- PT Bank Sampoerna
- PT Sampoerna Land
- PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia
- PT Sampoerna Kayoe.
3. Bakrie Group
Jika membicarakan tentang bisnis keluarga di indonesia, tentu kamu sudah tidak asing dengan brand Bakrie Group. Achmad Bakrie yang pertama kali memulai membangun usahanya pada tahun 1942. Usahanya meningkat pesan hingga berhasil membuat gurita bisnis di berbagai sektor semacam :
- Pertambangan
- Perkebunan
- Media
- Telekomunikasi
- Perminyakan
- Hotel
Saat ini pucuk kepemimpinan bakrie group sudah dipegang generasi ketiganya yang terdiri atas Anindhita Anestya Bakrie, dan Anindra Ardiansyah Bakrie.
4. Salim Group
Kamu mungkin terasa kurang familiar mendengar nama Salim Group sebagai contoh bisnis keluarga. Tetapi kamu tentu tidak asing lagi bukan dengan merek Indomie? Iya Salim Group lah yang menjadi inisiator PT Indofood pada tahun 1990 di mana pendirinya saat itu adalah Sudono Salim.
Seiring perkembangan bisnis yang semakin mantap, cakupan bisnis dari PT Indofood juga semakin luas. Mulai dari menyuplai sabun dan barang kebutuhan TNI AD pada tahun 1945. Kemudian turut mendirikan pabrik yang memproduksi tepung terigu dengan brand bogasari.
5. Wings Group
Jika sebelumnya sudah membahas perusahaan yang memproduksi indomie maka sekarang membahas contoh bisnis keluarga yang menjadi saingannya yaitu Mie Sedap.
Ya perusahaan tersebut bernama Wings yang pertama berdiri sejak tahun 1948 yang didirikan oleh Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto. Mereka memulai usahanya dengan memproduksi sabun colek.
Selanjutnya saat Ferdinand memasuki usia senjanya, ia mewariskan bisnis kepada anaknya Eddy Katuari. Baru saat inilah Wings menjelma menjadi perusahaan yang besar yang telah menjual produk-produknya hingga ke luar negeri.
6. Ciputra
Tidak seperti contoh bisnis keluarga lainnya yang cenderung suka merambah ke berbagai sektor, sampai sejauh ini Ciputra Group fokus kepada properti. Sudah dikenal sebagai perusahaan developer yang telah menelurkan berbagai real estate mewah yang tersebar di berbagai kota dan provinsi di Indonesia.
Lahan yang dulunya terlihat tidak menjanjikan berhasil pendirinya yaitu Ir Ciputra menjadi berharga super mahal setelah didirikan rumah, hotel, dan mall elit di atasnya.
7. Gudang Garam
Dibuka dengan industri rokok dan sekarang daftar contoh bisnis keluarga berikut juga akan ditutup dengan penjelasan mengenai industri rokok lainnya yaitu Gudang Garam.
Bisnis yang sudah berdiri di Kota Kediri pada tahun 1958 atas prakarsa Surya Wonowidjojo. Saat ini bisnis Gudang Garam sudah di bawah kendali penuh Susilo Wonowidjojo.
Melindungi Hak Cipta Brand Bisnis Keluarga Dengan Proteksi yang Berkualitas
Kamu jelas tidak ingin bukan bisnis yang sudah kamu buat dengan “berdarah-darah” demi kesejahteraan keluarga tapi kemudian ada oknum yang memakai brandmu seenaknya?
Inilah pentingnya kamu memakai jasa mebiso, layanan yang akan menjamin hak cipta brandmu terlindungi secara menyeluruh.
Kami yang akan melakukan pengawasan selama 24 jam penuh dan akan langsung melaporkan bila ada indikasi plagiarisme brand kamu. Jadi tunggu apalagi segera akses Proteksi Merek dari Mebiso dan hubungi kami sekarang juga.
FAQ
1. Apa keuntungan memiliki bisnis keluarga?
- Komitmen dan Loyalitas: Anggota keluarga cenderung lebih berkomitmen dan loyal terhadap bisnis.
- Kepercayaan dan Kesatuan: Tingkat kepercayaan antar anggota keluarga tinggi, yang dapat memperkuat kerja sama.
- Fleksibilitas: Bisnis keluarga dapat lebih fleksibel dalam pengambilan keputusan.
- Transfer Pengetahuan: Pengetahuan dan pengalaman bisnis dapat dengan mudah ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Apa tantangan utama dalam bisnis keluarga?
- Konflik Keluarga: Perbedaan pendapat dan konflik pribadi dapat mempengaruhi operasional bisnis.
- Suksesi: Merencanakan dan mengelola transisi kepemimpinan antar generasi bisa menjadi kompleks.
- Nepotisme: Memilih anggota keluarga untuk posisi penting berdasarkan hubungan keluarga, bukan kualifikasi, dapat merugikan bisnis.
- Batas Antara Keluarga dan Bisnis: Sulit memisahkan masalah bisnis dari masalah pribadi.
3. Bagaimana cara mengelola konflik dalam bisnis keluarga?
- Komunikasi Terbuka: Membuat saluran komunikasi yang jujur dan terbuka di antara anggota keluarga.
- Kebijakan dan Aturan Jelas: Menerapkan kebijakan dan aturan yang jelas terkait dengan operasional bisnis dan peran masing-masing anggota keluarga.
- Mediasi Pihak Ketiga: Menggunakan mediator profesional jika konflik tidak dapat diselesaikan secara internal.
- Pertemuan Rutin: Mengadakan pertemuan keluarga secara rutin untuk membahas masalah dan merencanakan strategi bisnis.