MEBISO.COM – Ingat tentang foto sebuah nota yang akhirnya membuat viral kedai kopi Rizqi Maulana yang berada di Puncak? Bukan karena prestasi, karena justru kedai ini viral karena harga mie instan!
Berikut ini adalah ulasan lengkap mengenai kedai yang sempat viral tersebut.
Permasalahan yang timbul, adalah karena salah satu pegawai kedai ini salah memasukkan harga pada nota pembelian salah satu pelanggan. Yang mana seharusnya harga dua porsi mie instan adalah sebesar 36 ribu, sedangkan pada nota tertulis 54 ribu.
Dari kesalahan itu, kemudian pelanggan yang sudah beranjak dari kedai kemudian mengunggah foto nota yang salah ke media sosial. Dan ternyata dari postingan di sebuah media sosial itu menyebabkan banyak orang yang mencurahkan perhatian untuk salah satu kedai di tempat wisata.
Tidak main-main kekuatan sosial media kali ini karena ternyata berawal dari postingan seorang pelanggan, berita tentang kesalahan penulisan harga ini sampai diulas dalam di beberapa portal berita.
Dan karena efek sosial media juga, sampai-sampai camat daerah tersebut turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Atas permasalahan yang terjadi, pemilik kedai terbuka untuk damai sampai mengembalikan kelebihan bayar dari pelanggan tersebut.
Dari sedikit cerita tentang kedai kopi tersebut, tentu bukan menjadi cita-cita seorang pemilik usaha. Apalagi kalau namanya menjadi terkenal karena kesalahan bukan karena prestasi. Kejadian seperti ini bisa berakibat merusak nama merek dari usaha tersebut.
Kalau dari cerita di atas, menurut keterangan pemilik kedai, sejak kedainya menjadi viral mereka tidak merasa adanya penurunan pengunjung. Meskipun sempat membuat resah, nyatanya kesalahan penulisan harga itu tidak sampai menyebabkan pengunjung semakin berkurang.
Beruntung, pemilik kedai dengan cepat menanggapi permasalahan harga ini. Karena yang di curigai adalah adanya penargetan harga yang lebih tinggi, hal ini di tepis langsung oleh pemilik. Dan memang murni karena kesalahan dari pegawainya.
Kejadian seperti ini kerap terjadi tidak hanya kepada usaha-usaha yang baru, tapi merek-merek besar juga bisa mendapatkan permasalahan yang sama. Akibatnya, kejadian seperti ini bisa mempengaruhi citra merek dari suatu usaha.
Citra merek ini adalah sebuah nilai yang di berikan pelanggan untuk suatu usaha. Dan tentunya sebelum itu pengusaha perlu mendaftarkan mereknya dulu. Karena kamu perlu memperkenalkan merek untuk kemudian bisa mendapatkan citra merek yang di inginkan.
Pada saat permasalahan ini terjadi, kedai kopi tersebut belum mendapatkan hak pendaftaran merek. Yang artinya nama dari kedai ini sendiri belum terlindungi. Meskipun begitu, tetap ada risiko menjadi viral karena pelanggan seperti di atas.
Ditambah, karena namanya belum terdaftar akan ada kemungkinan penggunaan nama oleh orang lain. Bayangkan, kalau cerita dari kedai kopi Puncak ini justru viral karena berita baik. Misalnya ada seorang pelanggan yang memberikan ulasan baik dari kedai kopi.
Lalu alih-alih terkenal karena kesalahan penulisan harga, kedai tersebut justru terkenal karena menunya yang nikmat atau pelayanannya yang luar biasa. Tapi, karena kamu belum mendaftarkan mereknya, ada seorang pengusaha lain yang tertarik meniru nama usahamu. Hal itu sangat mungkin terjadi karena kamu tidak punya bukti yang kuat untuk membuktikan kalau nama usaha yang viral itu adalah milikmu.
Setelah viral, berharap mencetak keuntungan yang tinggi, justru nama usahamu yang direbut orang lain. Jadi, untuk bisa menghindari masalah seperti kedai kopi Rizqi Maulana, salah satu caranya dengan mendaftarkan merek. Dan awalnya kamu juga harus Cek Merek dulu dengan fitur Mebiso.