Menjalankan bisnis di tengah situasi perekonomian yang tidak stabil memberikan banyak tantangan. Belum lagi karena adanya berbagai permasalahan UMKM yang bisa mengancam keberlangsungan usaha.
Meski lumrah bagi setiap bisnis untuk menghadapi sejumlah kendala, penting untuk memiliki kemampuan mengatasi masalah sesegera mungkin. Dengan demikian, usaha UMKM dapat terus tumbuh sebagai bisnis berkelanjutan.
Yuk, kenali apa saja masalah yang umum dihadapi UMKM dan solusinya.
Jumlah UMKM (Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya. Bahkan saat ini, jumlah pelaku sektor UMKM telah mencapai angka 60 juta, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Sayangnya, sektor bisnis yang berperan besar bagi perekonomian tanah air ini tidak terlepas dari berbagai masalah. Berikut beberapa permasalahan UMKM yang paling umum:
Pertama, ada permasalahan klasik yang masih kerap jadi sandungan bagi banyak pelaku usaha kecil, yaitu keterbatasan modal.
Pelaku UMKM juga sering mengalami kesulitan untuk mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan. Hal tersebut karena kebanyakan tidak bisa memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan.
Akibatnya, para pelaku UMKM bisa mengalami kesulitan untuk mengembangkan usaha. Minimnya modal juga bisa menjadi penyebab ide baru terhenti atau gagal untuk terwujud.
Permasalahan UMKM di Indonesia selanjutnya terkait perizinan atau legalitas usaha. Masih banyak usaha UMKM yang belum mengantongi izin usaha. Salah satu alasannya yaitu kurangnya pemahaman bahwa semua kegiatan usaha harus memiliki izin.
Padahal tidak adanya izin usaha bisa mendatangkan berbagai kendala yang menghambat pertumbuhan bisnis. Sebagai contoh, yaitu tidak bisa mengajukan permodalan usaha.
Alhasil, rencana pengembangan usaha bisa terhambat, sehingga pertumbuhan bisnis juga jadi tersendat.
Walaupun sering dianggap sepele, rupanya manajemen keuangan bisa berdampak signifikan bagi kelangsungan bisnis.
Masih banyak pelaku UMKM yang tidak memisahkan uang usaha dengan uang pribadi. Hal tersebut kerap menjadi penyebab kurang jelasnya besar pemasukan dan pengeluaran bisnis. Bahkan penghitungan laba usaha juga bisa terganggu.
Masalah manajemen keuangan tidak efektif termasuk kendala UMKM di Indonesia yang biasanya berkaitan dengan keterbatasan modal dan kurangnya pemahaman pengelolaan keuangan bisnis.
Peningkatan jumlah pelaku UMKM merupakan kabar baik bagi perekonomian. Namun, di sisi lain hal ini juga berarti bahwa setiap pelaku usaha memiliki lebih banyak kompetitor.
Apalagi terdapat kecenderungan masyarakat untuk ikut-ikutan menjalankan bisnis tertentu yang sedang tren.
Akibatnya, tidak sedikit usaha UMKM yang jalan di tempat. Artinya, pertumbuhan bisnis mereka stagnan karena tidak adanya inovasi yang membedakan mereka dari kompetitor.
Banyaknya usaha yang jalan di tempat juga bisa disebabkan oleh kesulitan mengembangkan bisnis. Akar masalahnya sering kali terletak pada ketidakmampuan menemukan strategi bisnis yang tepat.
Ada berbagai jenis tantangan UMKM di Indonesia yang menjadi penyebab bisnis sulit berkembang. Mulai dari kurangnya pemahaman mengenai strategi pengembangan bisnis, persaingan yang ketat, hingga sulit mempertahankan profitabilitas.
Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi untuk mengatasinya menjadi salah satu tolok ukur sebagai UMKM potensial. Nah, mari simak solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan UMKM berikut:
Masalah permodalan sebenarnya bisa kamu atasi dengan keuletan dan kemauan dalam mencari solusi untuk mendapatkan akses pendanaan.
Opsi pertama yaitu melalui lembaga keuangan seperti perbankan atau lembaga non bank, seperti program pendampingan dari pemerintah maupun lembaga swasta.
Sebagai contoh yaitu bantuan langsung tunai (BLT) dari Kementerian Sosial dan Kementerian Koperasi dan UMKM.
Kamu juga bisa mendapatkan tambahan modal dari teknologi finansial, seperti sistem crowdfunding.
Namun, jika mau pakai dana dari crowdfunding, maka kamu wajib memastikan lembaga yang sudah terdaftar dan berada dalam pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Tujuannya yaitu supaya proses peminjaman dana terjamin aman.
Ini, nih, yang masih sering terlewat, yakni izin usaha. Apabila tidak ingin mengalami kendala birokrasi dan regulasi, maka kamu sebaiknya mendaftarkan bisnis UMKM dan memastikan sudah mengantongi SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
SIUP ini wajib untuk setiap pelaku usaha. Selain itu, memiliki SIUP bisa memudahkan kamu untuk mengakses pembiayaan modal dan pembayaran pajak.
Adapun cara mendapatkannya bisa melalui situs online maupun offline. Jika ingin melakukan pendaftaran secara online, maka kamu bisa mengakses situs Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dinas PM & PTSP).
Sementara itu, jika mau mengurus perizinan secara offline, maka kamu perlu mengunjungi kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah.
Selanjutnya, untuk masalah pengelolaan keuangan, solusinya tidak lain yaitu mempelajari bagaimana manajemen keuangan bisnis yang efektif dan efisien.
Pertama, kamu bisa mulai dari memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi atau rumah tangga. Kemudian, carilah informasi mengenai manajemen keuangan bisnis yang baik.
Perluas wawasan kamu dengan banyak membaca. Bisa juga dengan mengikuti kelas bisnis, webinar, atau komunitas bisnis.
Strategi mengatasi permasalahan UMKM di Indonesia yang minim inovasi yaitu dengan memperkaya wawasan tentang pengembangan usaha dan strategi bisnis.
Banyaknya bisnis yang serupa atau bahkan ikut-ikutan berisiko menjadikan usaha tenggelam. Artinya, pelanggan tidak bisa membedakan bisnis milikmu dengan kompetitor.
Maka dari itu, kamu perlu menerapkan strategi branding untuk memperkenalkan bisnis milikmu ke konsumen. Branding yang baik harus bisa menyampaikan keunggulan brand sekaligus mempromosikan.
Jika kamu berniat untuk mengembangkan bisnis jadi lebih besar, maka sebaiknya terapkan beberapa langkah berikut:
Semakin tingginya penggunaan internet dan transaksi secara online membuka peluang baru bagi setiap bisnis, termasuk bagi pelaku UMKM.
Itulah mengapa banyak pelaku UMKM mulai membuat website, media sosial, hingga membuka lapak di marketplace online.
Nah, kamu sebaiknya jangan sampai ketinggalan. Bayangkan saja, bagaimana jadinya jika para kompetitor membuka lapak online sehingga pelanggan beralih membeli produk mereka karena lebih mudah?
Jadi, sebaiknya pelaku UMKM juga eksis dalam dunia online. Caranya beragam, bisa dengan membangun website atau membuat akun media sosial.
Selain itu, sebaiknya kamu juga melakukan promosi melalui internet untuk meningkatkan branding. Dengan begitu, makin banyak orang yang mengenal usaha milikmu.
Ada banyak cara yang bisa kamu gunakan untuk menarik pelanggan, seperti branding dan promosi melalui iklan.
Untuk mempertahankan profitabilitas usaha, kamu bisa melakukan upaya untuk meningkatkan omset, meningkatkan produktivitas, dan melakukan terobosan baru.
Ya. Kamu bisa melakukan pengelolaan keuangan bisnis dengan lebih mudah menggunakan aplikasi. Meski begitu, ada baiknya untuk mempelajari dasar pembukuan bisnis.
Merk dagang yang menarik dan otentik sangat penting untuk memastikan keberhasilan branding suatu bisnis. Jangan sampai bisnis milikmu terjebak permasalahan UMKM yang sulit berkembang akibat penggunaan merk yang sama. Yuk, pakai Perlindungan Merek otomatis dari Mebiso untuk menjaga reputasi brand.