Risiko Bisnis: Pengertian, Jenis, Faktor dan Contohnya

Risiko Bisnis

Dalam melakukan segala sesuatu ada risikonya terlebih dalam bisnis karena sifatnya yang jauh lebih kompleks. Oleh karena itu bagi kamu yang saat ini berencana memulai usaha harus benar-benar memperhatikan adanya risiko bisnis tersebut. 

Jangan sampai asal melangkah dan kemudian usahamu berhenti di tengah jalan dalam kondisi kerugian yang besar. Supaya hal itu tidak terjadi mari simak artikel berikut 

Pengertian Risiko Bisnis

Bizhare menuturkan bahwa risiko bisnis adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat berdampak negatif pada kelangsungan bisnis untuk ke depannya. Kata “kemungkinan” di sini mengindikasikan bahwa risiko bisnis tidak dapat kamu pastikan kapan dan di mana datangnya. 

Oleh karena itu sesuai pepatah “sedia payung sebelum hujan”, penting sekali mempersiapkan segala sesuatu dengan baik untuk menghadapinya. 

Dengan begitu diharapkan risiko bisa diselesaikan secepat mungkin saat benar-benar terjadi untuk meminimalkan dampak kerugiannya. Bahkan kalau bisa, persiapan tersebut dapat mencegah risiko tidak perlu timbul sama sekali. 

Jenis Risiko Bisnis

Apa saja memangnya kemungkinan-kemungkinan yang bisa menjadi risiko bisnis? Glints secara spesifik menyebutkan jenis-jenisnya sebagai berikut : 

1. Risiko Persaingan Usaha

Sesuai dengan namanya merupakan risiko bisnis yang timbul karena dalam bisnis pasti ada kompetisi. Baik itu dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama maupun perusahaan yang produknya bisa menjadi substitusi bagi produk yang kamu jual.

Dalam realitanya, risiko yang satu ini sering juga orang-orang menyebutnya sebagai risiko zona nyaman. 

Pihak manajemen terlalu cepat puas dengan pencapaian perusahaan dan tidak mau berinovasi lagi. Keterlenaan ini menyebabkan mereka tidak menyadari pesaing sedang berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk dan  layanannya. 

2. Risiko Kepatuhan Pada Hukum

Suatu negara pasti memiliki aturannya sendiri-sendiri untuk mengatur perusahaan yang berdiri di wilayahnya. Masalahnya di sini karena satu dan lain hal bisa saja terjadi perusahaan mengalami kegagalan untuk menaati peraturan yang berlaku tersebut. Adapun beberapa contoh penyebab timbulnya jenis risiko bisnis ini antara lain : 

  • Perusahaan wanprestasi, tidak mampu mencapai kesepakatan kontrak dengan customer maupun dengan perusahaan yang mereka ajak kerja sama. 
  • Perusahaan memperoleh tuntutan hukum karena telah melakukan pelanggaran berat.

Kemudian dari adanya risiko tersebut menyebabkan perusahaan kemungkinan akan memperoleh konsekuensi seperti : 

  • Harus membayar denda dalam jumlah besar
  • Reputasinya rusak di mata customer
  • Pemerintah setempat mencabut izin usaha. 

3. Risiko Di Bidang Operasional

Risiko bisnis pun bisa terjadi dalam keseharian operasional perusahaan yang berpotensi merugikan perusahaan khususnya dari segi omzet. Contoh risiko bisnis dalam lingkup ini antara lain :

  • Human error di mana karyawan yang bertanggung jawab langsung pada operasional melakukan sesuatu yang salah dengan level yang fatal.
  • Aset perusahaan hilang atau rusak akibat kriminalitas, bencana alam, dsb. 

Faktor yang Mempengaruhi Risiko Bisnis

Secara ringkas, investopedia menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya risiko bisnis : 

  • Perubahan selera dan permintaan konsumen
  • Perubahan harga dan biaya per satuan barang
  • Kompetisi 
  • Perubahan ekonomi dan kebijakan pemerintahan.

Cara Mengukur Risiko Bisnis

Menyelesaikan segala risiko bisnis yang terjadi dalam perusahaan tentu tidak mungkin bisa dilaksanakan semuanya karena salah satunya masalah waktu dan dana. Oleh karenanya perlu mengukur risiko dalam bisnis untuk menentukan mana yang harus diprioritaskan dahulu. Beginilah parameter yang dapat dipakai menurut investopedia

1. Earnings at Risk (EAR)

Merupakan jumlah perubahan dalam pendapatan bersih yang disebabkan oleh perubahan suku bunga selama periode tertentu. EAR membantu investor dan profesional risiko memahami dampak yang dapat ditimbulkan oleh perubahan suku bunga terhadap posisi keuangan dan arus kas perusahaan.

2. Value at Risk (VAR)

Value at Risk (VaR) mengukur perubahan keseluruhan nilai selama periode tertentu dengan tingkat toleransi tertentu. VaR mengukur risiko bisnis yang terkait dengan total nilai perusahaan. Lebih detailnya Model Value at Risk (VaR) mengukur jumlah kerugian potensial maksimum selama periode tertentu.

3. Economic Value of Equity (EVE)

Economic value of equity (EVE) terutama digunakan dalam perbankan dan mengukur jumlah perubahan total modal bank akibat fluktuasi suku bunga. Ini adalah ukuran ekonomi jangka panjang yang digunakan untuk menilai tingkat paparan terhadap risiko suku bunga.

Cara Mengelola Risiko Dalam Bisnis

Risiko dalam bisnis tidak cukup hanya diukur tapi juga lebih penting kamu tahu bagaimana mengelolanya dengan baik. Kemenkeu memberikan panduannya di bawah ini : 

1. Memetakan Bisnis Menggunakan SWOT Setepat Mungkin

Buat kamu yang belum tahu SWOT merupakan analisis untuk memetakan kondisi  internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi keberlangsungan bisnis selanjutnya. 

Kondisi internal di sini adalah strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Sementara kondisi eksternal mencakup pada opportunity (peluang) dan threat (ancaman). 

Memetakan dalam hal ini harus kamu uraikan sedetail dan setepat mungkin. Dengan demikian kamu sangat butuh kepekaan dengan kondisi bisnismu serta kondisi yang terjadi di luar. 

Pemetaan yang semakin detail akan semakin mempermudah kamu memprediksi kira-kira risiko bisnis apa saja yang dapat timbul. Selain itu juga mengukur bagaimana kesiapanmu menghadapi dan menyelesaikan risiko-risiko tersebut.

2. Menjaga Arus Biaya Operasional Tetap Sehat Dengan Catatan Keuangan yang Terperinci

Tidak dapat dipungkiri aspek finansial merupakan nyawa dari bisnis, tanpa keuangan yang memadai maka operasional perusahaan akan tersendat atau bahkan berhenti. Maka dari itu kamu harus selalu mengawasi arus anggaran yang keluar dan masuk  sebaik mungkin

Cara yang paling penting untuk mengawasi arus anggaran tersebut adalah dengan membuat catatan keuangan seterperinci mungkin. Akan lebih bagus kalau kamu meminta nasihat dari orang-orang yang memang memiliki keahlian dalam akuntansi. 

Dengan catatan yang tersusun secara sistematis, kamu akan jadi lebih mudah untuk memonitor kondisi kesehatan finansial bisnis. Tidak kalah pentingnya juga kamu akan mudah pula untuk mengambil keputusan terkait pengalokasian anggaran.

Meminimalisasi Risiko Persaingan Tidak Sehat Dengan Proteksi Brand yang Memadai

Perlu kamu tahu bahwa risiko bisnis dalam jenis persaingan, pasti ada saja oknum yang melakukan cara-cara kotor. Salah satunya yang sering terjadi adalah dengan memplagiasi nama brand perusahaan tertentu. 

Harapannya ada customer yang tertipu mengira brand mereka adalah yang asli dan bisa meraup keuntungan secara cepat dari situ.

Kamu tentu tidak mau bukan kalau hal seperti itu menimpa brand bisnis yang sudah kamu bangun dengan susah payah? Di sinilah Mebiso hadir buat kamu memberikan layanan hukum untuk memproteksi orisinalitas brandmu

Kamu cukup fokus saja pada usahamu, biar kami yang melakukan pengawasan dan akan segera memberikan laporan bila ada brand yang terindikasi menjiplak kamu. Jadi kamu bisa lebih tenang berbisnis.

FAQ

1. Mengapa manajemen risiko penting bagi bisnis?

  • Perlindungan Keuangan: Melindungi aset dan pendapatan perusahaan dari kerugian yang tidak terduga.
  • Keberlanjutan Bisnis: Memastikan bisnis dapat bertahan dan berkembang meskipun menghadapi berbagai risiko.
  • Peningkatan Keputusan: Membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan memahami potensi risiko dan manfaatnya.
  • Kepatuhan Regulasi: Memastikan perusahaan mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku.
  • Reputasi: Melindungi reputasi perusahaan dengan mengelola risiko reputasi secara proaktif.

2. Apa saja alat dan teknik yang digunakan dalam manajemen risiko?

  • Analisis SWOT: Untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
  • Pemetaan Risiko: Untuk memvisualisasikan dan memprioritaskan risiko.
  • Analisis Sensitivitas: Untuk memahami bagaimana perubahan dalam variabel tertentu dapat mempengaruhi hasil.
  • Simulasi Monte Carlo: Untuk menilai risiko dalam keputusan bisnis dengan menggunakan model probabilistik.
  • Matriks Risiko: Untuk menilai dan memprioritaskan risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.

3. Bagaimana teknologi dapat membantu dalam manajemen risiko?

  • Sistem Manajemen Risiko: Menggunakan perangkat lunak untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko.
  • Analitik Data: Menganalisis data untuk mengidentifikasi tren dan pola risiko.
  • Keamanan Siber: Mengimplementasikan teknologi keamanan untuk melindungi dari serangan siber.
  • Pemantauan Real-Time: Menggunakan sensor dan alat pemantauan untuk mendeteksi dan merespons risiko secara real-time.
Tag:
Pasca
Artikel Terkait
Strategi Bisnis Go Internasional, Contoh dan Tantangannya
Strategi Bisnis Go Internasional, Contoh dan Tantangannya
5 Cara Mengembangkan Usaha Laundry Sampai Sukses
5 Cara Mengembangkan Usaha Laundry Sampai Sukses
Cara Mengembangkan Usaha Kecil Menjadi Besar dan Contohnya
Cara Mengembangkan Usaha Kecil Menjadi Besar dan Contohnya
WhatsApp Marketing: Contoh, Keunggulan dan Strateginya
WhatsApp Marketing: Contoh, Keunggulan dan Strateginya
10+ Cara Mengelola Bisnis yang Baik dan Tipsnya
10+ Cara Mengelola Bisnis yang Baik dan Tipsnya
30+ Ide Promo Menarik untuk Berbagai Campaign
30+ Ide Promo Menarik untuk Berbagai Campaign
Pantau Progres Daftar Merek Sampai Beres dengan Notifikasi Otomatis

Jangan sampai progres pendaftaran merekmu terlewat! 

Dengan Mebiso, kamu bisa pantau secara real-time lewat notifikasi otomatis

Jangan Keluar Dulu...
Lacak Status Daftar Merek Lebih Mudah
ADA DISKON HOSTING
days
10
hours
10
minutes
10
seconds
10
Tunggu Dulu...
20% OFF