Dalam bisnis, istilah sister company sebenarnya tidak asing. Tapi, tak sedikit orang masih bingung mengartikannya, terlebih saat membahas perbedaannya dengan anak perusahaan. Sebenarnya, apa itu sister company?
Secara singkat, sister company adalah dua perusahaan atau lebih dengan kepemilikan pada satu perusahaan sebagai induknya. Keduanya berdiri sendiri sebagai bisnis terpisah, tapi ada pada satu kepemilikan.
Mengerti seperti apa konsep sister company jadi hal penting dalam analisis struktur bisnis atau perusahaan, investasi, sampai strateginya. Agar lebih memahami, simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Merek Bisa Ditolak? Cari Tahu Sebelum Terlambat!
Banyak bisnis gagal mendaftarkan mereknya karena kesamaan dengan merek lain. Jangan sampai usaha kamu sia-sia hanya karena tidak cek terlebih dahulu. Pahami risikonya sebelum melangkah lebih jauh!Pelajari Kenapa Cek Merek Itu Penting!
Sebelum membahas lebih mendetail, pahami dulu dengan jelas apa itu sister company. Sederhananya, sister company adalah dua atau lebih perusahaan dengan operasional atau pengendalian oleh satu induk.
Bentuk kepemilikannya beragam, misalnya sebagian besar saham atau kendali dari sistem lain. Meski punya satu induk perusahaan, setiap “saudara perusahaan” memiliki aktivitas operasional secara independen, dengan manajemen, strategi bisnis, juga keuangan sendiri.
Tidak hanya itu, fokus bisnis sister company juga bisa berbeda atau saling melengkapi pada rantai nilai.
Sister company adalah istilah umum dalam bisnis, terutama buat perusahaan skala besar dengan fokus bisnis beragam. Tapi, tahukah kamu bagaimana pembentukan saudara bisnis tersebut?
Sebenarnya, caranya juga beragam, salah satunya melalui pembentukan dua perusahaan atau lebih oleh induk perusahaan. Tidak cuma itu, terjadinya akuisisi dari induk bisnis ke perusahaan lain juga membentuk hubungan saudara bisnis, dari perusahaan terakuisisi dengan perusahaan lain dari induk bisnis tadi.
Cara lain membentuk perusahaan saudara, yaitu melalui prosedur restrukturisasi perusahaan utama. Dari proses tersebut, muncul beberapa sektor bisnis baru sebagai saudara bisnis.
Memahami definisi sister company akan lebih mudah kalau kamu tahu apa saja ciri khas atau karakteristiknya. Paling utama adalah adanya kendali atau kepemilikan bersama dari satu induk bisnis.
Lalu, setiap perusahaan akan beroperasi sebagai badan hukum terpisah. Kemudian, meski sifatnya independen, sering kali ada sinergi atau kemungkinan kolaborasi antara saudara bisnis, terlebih dalam aspek pengetahuan, sumber daya, juga akses pasar.
Terakhir, performa atau kinerja dari satu saudara bisnis sebenarnya tidak berpengaruh pada beban tanggung jawab hukum perusahaan lainnya dalam satu induk.
Sering kali, orang keliru menyebutkan perusahaan saudara dengan anak perusahaan. Padahal, keduanya sebenarnya berbeda. Supaya lebih paham, berikut perbedaan anak perusahaan dengan sister company:
Perbedaan pertama terlihat pada kepemilikannya. Anak perusahaan merupakan entitas bisnis dengan sebagian besar saham menjadi milik perusahaan induk. Artinya, perusahaan induk punya kendali penuh atas kebijakan maupun operasional anak perusahaan.
Sementara, sister company ada pada tingkatan serupa di bawah bisnis induk. Jadi, bisnis induk punya kendali atas keduanya, tapi tidak ada hubungan kepemilikan langsung antara satu saudara bisnis dengan lainnya.
Karena adanya sebagian besar kepemilikan, perusahaan induk punya tingkat kendali lebih besar akan anak perusahaan. Kebijakan strategis dari anak perusahaan sering kali perlu adanya persetujuan dari bisnis induk.
Tidak sama dengan itu, sister company punya otonomi operasional lebih besar. Meski tetap ada arahan dari bisnis induk, setiap perusahaan saudara tetap punya keleluasaan dalam melaksanakan operasional bisnis. Selain itu, tingkat integrasi anak perusahaan terhadap induk pun lebih tinggi kembang saudara perusahaan.
Berkaitan dengan tanggung jawab serta risiko, perusahaan induk wajib menanggung utang serta kewajiban anak perusahaan. Terutama kalau terdapat jaminan maupun tunjangan finansial.
Meski begitu, pada perusahaan relasi, tanggung jawab untuk setiap perusahaan biasanya terpisah. Risiko pada satu bisnis tidak selalu menjadi tanggung jawab bisnis lain, kecuali kalau terdapat perjanjian maupun keadaan tertentu sebagai landasannya.
Djarum Group adalah salah satu contoh sister company dengan merek terdaftar. Berada dalam naungan Grup Djarum, ada beberapa perusahaan dengan merek dagang berbeda, tapi masih saling berkaitan.
Misalnya, PT Djarum sebagai produsen rokok ternama Indonesia, PT BCA Tbk pada sektor perbankan serta finansial, PT Polytron untuk sektor elektronik, serta Blibli untuk segmen bisnis digital marketplace.
Masing-masing perusahaan punya merek serta fokus bisnis berbeda. Tapi, induk bisnisnya hanya satu, yaitu Djarum Group. Perhatikan pula bagaimana setiap saudara perusahaan tersebut saling bersinergi.
Masih membahas Djarum Group, PT BCA menyediakan layanan perbankan serta finansial untuk operasional serta penyaluran berbagai produk PT DJarum maupun Polytron. Atau, BliBli yang bergerak pada sektor penjualan digital menjadi kanal penjualan efektif untuk produk Polytron.
Sinergi tersebut bisa berupa penghematan biaya, jangkauan pasar lebih luas, hingga pertukaran teknologi serta pengetahuan. Menariknya, induk bisnis kerap kali membentuk maupun mengakuisisi perusahaan saudara sebagai bentuk diversifikasi bisnis.
Melalui kepemilikan perusahaan dalam banyak sektor industri, risiko bisnis perusahaan induk dapat lebih ringan karena tersebar. Kalau salah satu sektor mengalami penurunan, performa perusahaan saudara pada industri lain mampu menyeimbangkan penurunan tadi.
Sister company menawarkan fleksibilitas serta potensi sinergi untuk perusahaan induk. Melalui kepemilikan entitas bisnis terpisah tetapi tetap terkoneksi dari satu kepemilikan, perusahaan dapat melakukan diversifikasi serta menekan risikonya.
Namun, jangan sampai lupa, perusahaan juga perlu memiliki proteksi hukum. Hal tersebut penting untuk menghindari bisnis dari risiko penyalahgunaan merek oleh pihak lain. Dari sini, tidak ada pihak dapat memakai merek bisnis terdaftar tanpa izin.
Kalau ingin memastikan merek bisnis aman, cek potensi keberhasilan daftar merek dulu sebelum registrasi. Jika ingin registrasi sendiri, baca Cara Registrasi Merek Dagang sebagai panduan sehingga prosesnya berjalan lancar. Segera daftarkan sebelum terlambat!
Sudah Punya Nama Brand? Tapi, Apa Sudah Aman?
Banyak bisnis tidak sadar kalau nama brand mereka bisa saja sudah dimiliki orang lain. Sebelum melangkah lebih jauh, pastikan merek kamu tidak bermasalah di kemudian hari!Pelajari Pentingnya Cek Merek!
Bedanya ada pada garis kepemilikan, integrasi, kontrol, serta tanggung jawab juga risiko.
Biasanya tidak demikian, kecuali terdapat keadaan maupun perjanjian tertentu terkait tanggung jawab serta risikonya. Sebab, perusahaan saudara merupakan entitas hukum terpisah.
Perusahaan lebih bersinergi, menjadi bentuk diversifikasi bisnis, serta otonomi aktivitas operasional lebih besar untuk masing-masing sektor.
Bentuknya misalnya pemanfaatan sumber daya secara bersama, bertukar pengetahuan atau teknologi, kolaborasi untuk pemasaran, serta dukungan untuk rantai pasokan.
Tidak. Satu perusahaan hanya dapat mempunyai satu status dalam relasinya dengan bisnis lain pada struktur kepemilikan. Kalau sebagian besar saham menjadi milik induk, maka bisnis tersebut adalah anak perusahaan. Jika selaras dalam naungan induk, maka bentuk bisnis adalah perusahaan saudara.