MEBISO.COM – Sejak kemunculannya, TikTok berhasil menjadi aplikasi yang paling diminati. Pengguna-pengguna baru terus meningkat, dan menjadi salah satu alasan dari strategi TikTok jadi marketplace.
Untuk menjalankan strateginya ini, TikTok perlu melakukan sesuatu. Berikut ini adalah penjelasan mengenai strategi TikTok untuk rencananya tersebut.
Seperti yang sudah di jelaskan di atas, aplikasi berlogo not musik sederhana ini awalnya adalah aplikasi yang menyediakan video. Perkembangan yang masif dan meningkatnya pengguna baru secara signifikan membuat aplikasi ini menjadi lapak berjualan baru bagi influencer dan pengusaha lainnya.
Alhasil TikTok pun melihat potensi ini untuk menambahkan fitur baru yaitu TikTok Shop. Fungsinya bahkan tidak jauh beda dari marketplace lain yang sudah ada sebelumnya. Ternyata, untuk mewujudkan langkah baru ini TikTok perlu waktu sampai satu tahun untuk mempersiapkan semuanya.
Banyak yang di lakukan oleh perusahaan, mulai dari percobaan, dan juga bekerja sama dengan e-commerce lainnya. Kelebihannya, aplikasi ini menggabungkan penyediaan video dengan menu berbelanja langsung.
Hasilnya, inovasi fitur ini sangat memudahkan penjual untuk mempromosikan produknya. Lahirnya fitur baru dari aplikasi TikTok ]bahkan bisa di rasa menjadi ancaman kepada aplikasi-aplikasi lainnya.
Melalui peluncuran fiturnya, Tiktok berhasil menjadi social commerce. Langkah-langkah yang di lakukan perusahaan untuk meluncurkan fitur baru tersebut sudah membuahkan hasil. Meskipun tentunya akan ada inovasi-inovasi lainnya dari perusahaan, namun perkembangannya sampai saat ini sudah banyak diakui di beberapa negara.
Cerita di balik kesuksesan TikTok meluncurkan TikTok shop, ternyata ada juga langkah-langkah dari sisi legal yang perlu dilakukan perusahaan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kewajiban yang harus dilakukan perusahaan untuk penambahan fitur.
Pada sub bab sebelumnya, sudah di dapatkan langkah-langkah persiapan yang dilakukan oleh TikTok. Mulai dari uji coba sampai kerja sama dengan e-commerce lain. Tapi ternyata, ada langkah lain yang juga dilakukan oleh perusahaan untuk melindungi inovasi ini.
Langkah tersebut adalah dengan mendaftarkan merek. Mungkin kamu sudah pernah melihat perusahaan ini mempunyai merek yang bahkan terdaftar di beberapa negara. Tapi, ada trik lain yang di lakukan oleh perusahaan berkaitan dengan pengembangan fitur baru.
Trik ini berkaitan dengan penentuan kelas merek. Pada awal peluncurannya, TikTok adalah sebuah aplikasi penyedia video. Sehingga sesuai dengan karakteristiknya, perusahaan pasti mendaftarkan merek pada kelas yang sesuai untuk sosial media.
Sesuai dengan klasifikasi merek, kelas yang paling cocok untuk kategori ini ada di kelas 41. Dan benar saja, TikTok sudah memiliki pendaftaran merek sejak tahun 2020 dengan nomor permohonan JID2020039751.
Di kelas ini, TikTok secara jelas menuliskan “Konten buatan pengguna dan strategi periklanan online, layanan hiburan, Layanan pelatihan, Layanan pendidikan, mengatur, mengorganisir, mengadakan, dan menyelenggarakan acara hiburan sosial, organisasi dan presentasi acara, kompetisi, permainan, konser dan acara hiburan, penyelenggaraan konferensi pendidikan.”
Tentunya, belum ada perlindungan untuk marketplace. Sehingga menurut pendaftaran di atas, TikTok perlu melakukan perlindungan lainnya. Dan tidak perlu menunggu lama, karena setahun kemudian perusahaan juga sudah mendaftarkan “TikTok Shop”.
Pendaftaran ini di lakukan pada tahun 2021, dengan pemilihan kelas yang berbeda dari sebelumnya. Khusus untuk merek ini, perusahaan memilih kelas 35. Benar-benar pilihan sekaligus langkah yang sudah tepat.
Sehingga, dengan pendaftaran yang di lakukan perusahaan tersebut, sudah tertutup kemungkinan ada marketplace lain yang menggunakan nama TikTok. Kunci dari strategi TikTok jadi marketplace ini tidak terlepas dari pemilihan kelas merek yang tepat. Sudah saatnya kamu juga mulai memperhitungkan kelas merek dengan menggunakan fitur Cek Kelas Merek dari Mebiso.