MEBISO.COM – Dengan banyaknya merek yang sudah terdaftar, sekarang melihat nama merek yang mirip sudah semakin sulit. Contohnya seperti yang terjadi pada kasus sengketa merek Honda Karisma.
Penambahan atau pengurangan satu huruf saja, bisa menentukan apakah DJKI akan menerima atau menolak merek kamu. Sekarang, kamu akan belajar menentukan nama merek dari cerita lengkap Honda Karisma.
Pemicu Kasus Sengketa Merek Honda Karisma
Terjadi antara dua perusahaan besar produsen kendaraan bermotor, PT Tossa Sakti dan PT Astra Honda Motor memperebutkan nama merek yang bisa di bilang hampir mirip. Nama ini juga sama-sama akan ditempelkan pada produk motor masing-masing.
Yang menjadi catatan, nama yang menjadi sengketa ini hanyalah tambahan kata dari kata utama masing-masing mereknya! Satu hal yang bisa menjadi pelajaran bagi pelaku usaha adalah untuk selalu memperhatikan pemilihan kata yang akan di gunakan pada merek.
Baik itu kata utama yang dominan atau bahkan kata pendukung yang mengikuti, semuanya akan selalu menjadi perhatian DJKI.
Melanjutkan cerita tentang dua perusahaan besar tersebut, mereka ternyata saling mempermasalahkan kata ‘Karisma’ dan ‘Krisma’. Satu ingin menggunakan merek Tossa Krisma, sedangkan perusahaan lainnya akan menggunakan nama Honda Karisma.
Jika di lihat sekilas, hanya ada huruf ‘a’ yang menjadi pembeda pada dua kata tersebut. Tapi ternyata, justru satu huruf inilah yang kemudian memicu pemilik PT Tossa Sakti kemudian mengajukan gugatan untuk membatalkan nama merek Honda Karisma.
Selain mempermasalahkan nama merek, Tossa juga berdalil kalau PT AHM telah menggunakan logo yang berbeda dengan yang ada pada pendaftaran merek. Pada pengadilan tahap pertama ini, Tossa dimenangkan.
Tapi, tidak berhenti sampai disitu, karena selanjutnya PT AHM yang mengirimkan gugatan! Dari gugatan yang di layangkan oleh PT AHM ini kemudian ditemukan bukti baru sehingga keputusan hakim berubah dan memberikan kemenangan kepada PT AHM.
Dari cerita kasus di atas, pengusaha bisa lebih berhati-hati dalam menentukan nama mereknya. Selanjutnya, artikel ini akan memberikan tips khusus dalam membuat nama merek sehingga semua bisa terhindar dari kasus serupa.
Tips Aman Dari Kasus Sengketa Merek Honda Karisma
Belajar dari kasus di atas, kesalahan menempatkan satu huruf saja bisa mengantarmu ke meja pengadilan. Jadi, usahakan untuk selalu menerapkan tips di bawah ini sebelum memilih nama merek yang paling pas:
Cek lawan
Pendaftaran merek juga menjadi bagian dalam strategi bisnis. Jadi, sebelum memilih nama yang pas, usahakan untuk cek lawan kamu lebih dulu. Cek lawan ini cukup mudah. Kamu hanya perlu melihat nama-nama serupa yang di gunakan oleh kompetitor.
Selanjutnya, usahakan jangan hanya menambahkan satu huruf, tapi rombak semua huruf yang ada di dalamnya!
Jangan tiru kompetitor!
Kesalahan yang di lakukan oleh PT Tossa adalah dengan memilih nama yang mendekati dengan kompetitornya. Kalau sudah begini, DJKI bahkan bisa memberikan cap kamu sebagai peniru! Atau bahasa lainnya adalah mendaftarkan merek tanpa itikad baik.
Cap pendaftaran tanpa itikad baik ini bisa menjadi alasan mutlak merekmu tertolak.
Jangan definisikan produk
Mendefinisikan produk selalu menjadi penyakit yang kerap dilakukan oleh pengusaha. Pasalnya, merek yang baik dan aman, justru adalah merek yang jauh hubungannya dengan produk.
Definisi dan kelebihan dari produk kamu, cukup tuliskan pada iklan saja. Jangan masukkan kata-kata itu pada merekmu!Dengan tips di atas, dijamin kamu akan sukses menghindari permasalahan seperti kasus sengketa merek Honda Karisma. Agar lebih mudah lagi, coba kalkulasikan keberhasilan nama merek dengan fitur Cek Merek dari Mebiso.