Cara mudah menyusun strategi finansial bisnis disampaikan oleh Mario Agustian Lasut, CMO Iblam School of Law. Dalam hal ini, yang ditekankan adalah pemahaman mengenai pentingnya menyusun strategi finansial untuk usaha agar mendapat keuntungan.
Selengkapnya, akan dibahas dalam artikel berikut.
Menyusun modal awal usaha adalah langkah penting untuk memastikan bisnis memiliki fondasi keuangan yang kuat sejak awal. Modal awal ini mencakup berbagai komponen yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan operasional bisnis.
Beberapa poin utama dalam menyusun modal awal meliputi biaya bahan baku (direct material), biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (factory overhead).
Masing-masing komponen ini akan menentukan seberapa besar modal yang dibutuhkan dan bagaimana perencanaan keuangan bisnis akan berjalan.
Bahan baku langsung adalah bahan yang secara langsung digunakan dalam pembuatan produk. Misalnya, jika bisnis Anda adalah produksi makanan, bahan seperti tepung, gula, atau minyak bisa masuk dalam kategori ini.
Biaya bahan baku perlu dihitung dengan baik karena akan langsung mempengaruhi harga pokok penjualan (HPP) produk. Selain itu, perencanaan bahan baku yang efisien akan membantu menjaga modal tetap stabil dan meminimalkan pemborosan.
Tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang secara langsung terlibat dalam produksi. Misalnya, jika Anda memiliki karyawan yang bekerja di lini produksi, biaya gaji mereka termasuk dalam direct labor.
Perhitungan tenaga kerja langsung sangat penting karena ini adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan secara rutin. Pastikan biaya ini masuk dalam perhitungan modal awal agar operasional bisa berjalan lancar tanpa gangguan.
Biaya overhead pabrik mencakup biaya lain yang tidak termasuk bahan baku dan tenaga kerja langsung tetapi tetap diperlukan untuk operasional produksi. Contohnya adalah biaya listrik, sewa tempat, perawatan mesin, dan alat produksi.
Biaya overhead ini sering kali tidak terduga, jadi perlu ada perencanaan yang cermat untuk menampung pengeluaran ini dalam modal awal usaha.
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang akan dijual. HPP meliputi semua biaya produksi, termasuk direct material, direct labor, dan factory overhead. Untuk menghitung HPP, rumus sederhananya adalah:
HPP = Direct Material + Direct Labor + Factory Overhead
HPP ini sebaiknya dihitung setiap kali produksi selesai, terutama jika ada variasi biaya yang terjadi harian, seperti fluktuasi harga bahan baku atau lembur tenaga kerja. \
Jika bisnis Anda cukup besar dan biaya produksinya dinamis, menghitung HPP setiap hari bisa memberikan gambaran yang akurat tentang biaya produksi sebenarnya.
Namun, jika biayanya lebih stabil, HPP dapat dihitung dalam periode tertentu, misalnya mingguan atau bulanan.
Saat menghitung HPP setiap hari, yang dihitung biasanya meliputi jumlah bahan baku yang dipakai pada hari tersebut, tenaga kerja langsung yang bekerja, dan biaya overhead harian seperti listrik dan operasional tempat produksi.
Dalam bisnis, tiga indikator utama yang penting untuk dipantau adalah profit (laba), cash flow (arus kas), dan omzet (pendapatan kotor). Masing-masing memiliki peran dan dampak tersendiri bagi keberlanjutan usaha.
Cash flow sering dianggap paling penting, terutama dalam menjaga kelangsungan operasional sehari-hari. Arus kas yang positif memastikan bahwa bisnis dapat menutupi pengeluaran rutin seperti gaji, sewa, dan pembelian bahan baku.
Tanpa cash flow yang stabil, bisnis berisiko menghadapi masalah keuangan meskipun omzet tinggi atau profitnya baik. Karena itulah, memastikan cash flow tetap sehat menjadi prioritas utama.
Selain cash flow, profit juga penting, terutama untuk menilai keberhasilan bisnis dalam jangka panjang. Profit atau laba adalah pendapatan bersih yang menunjukkan seberapa efektif bisnis dalam mengelola biaya dan menghasilkan keuntungan.
Dengan profit yang konsisten, bisnis dapat berkembang, melakukan ekspansi, dan menarik investor. Profit yang baik menunjukkan bahwa bisnis memiliki dasar keuangan yang kuat, meskipun bukan berarti dapat bertahan tanpa arus kas yang lancar.
Jadi, profit memainkan peran penting dalam rencana pengembangan bisnis jangka panjang, meskipun prioritasnya setelah cash flow.
Omzet, atau pendapatan kotor, adalah ukuran skala bisnis dan daya tarik produk di pasar. Omzet yang besar menunjukkan bahwa bisnis memiliki pangsa pasar yang kuat dan produknya laris.
Namun, omzet yang tinggi tidak selalu berarti bisnis tersebut menguntungkan atau sehat, karena omzet hanya mencerminkan total penjualan, tanpa memperhitungkan biaya operasional dan pengeluaran lain.
Karena itu, omzet paling baik digunakan untuk melihat skala bisnis dan pertumbuhannya, tetapi tidak bisa berdiri sendiri sebagai ukuran utama kesehatan keuangan.
Artikel tersebut merupakan ringkasan edukasi terkait strategi finansial bisnis. Untuk tips dan kegiatan lainnya, baca artikel kami lainnya, ya!