Apple terkenal dengan konsepnya yang anti atas status quo, sedangkan IBM mengukuhkan perusahaannya seolah jadi raja untuk perangkat keras dan lunak bagi perusahaan-perusahaan besar. Dalam bisnis, inilah brand archetype.
Hal ini seperti ada seorang teman di kelasmu yang tingkahnya selalu konyol dan bikin siapa saja ketawa. Pun, sama dengan murid karismatik yang di mana pun ia berada sering terpilih menjadi ketua kelas.
Dari konsep arketipe, keduanya ini punya tipe yang berbeda. Si pelawak adalah The Jester, sedangkan si Karismatik adalah The Ruler. Bisnis juga punya ‘kepribadian’ semacam ini. Ingin tahu? Maka uraian soal arketipe dari kami bisa membantu.
Definisi Brand Archetype
Brand archetype adalah suatu ciri khas, tipikal, atau kepribadian dari suatu merk atau brand.
Selain itu, definisinya juga bisa citra yang bisa mewakili suatu brand berdasarkan pada 12 jenis kepribadian dasar yang ada di dalam diri manusia.
Buat brand, persona semacam ini sangat berguna. Utamanya karena bisa jadi bahan penyusunan strategi perusahaan.
Arketipe merk ini juga berguna untuk mengekspresikan pesan menggunakan cara yang pas sekaligus konsisten.
Beda dengan manusia, brand itu harus tampil di banyak kesempatan misalnya media sosial, iklan televisi, logo, bahkan sampai video pendek.
Dalam beberapa saluran tersebut, maka brand harus punya satu kepribadian yang membuatnya otentik dan berbeda dari brand atau merk lainnya.
Manfaat Brand Archetype
Dalam penggunaannya, kamu akan memperoleh cukup banyak manfaat dari arketipe brand yang tentu saja positif untuk perusahaan. Misalnya:
1. Pembeda Bisnis
Pertama, bisnismu akan punya pembeda dari bisnis atau perusahaan lain dalam pasar yang sama.
Biasanya orang-orang atau konsumen akan terhubung dengan suatu brand yang mampu mencerminkan nilai-nilai dalam diri mereka sendiri.
2. Membangun Hubungan Emosional
Kemudian, brand archetype juga bermanfaat jika ingin membangun hubungan emosional.
Alasannya karena setelah kamu tahu arketipe brand, maka strategi marketingnya bisa lebih mudah dan pesan yang tersampaikan bisa konsisten.
3. Membuat Konsumen Tahu Kisah Bisnismu
Setiap bisnis pasti punya cerita di belakangnya. Dengan arketipe brand, maka mereka bisa tahu seperti apa perjalananmu dalam mengembangkan bisnis dan apa nilai yang kamu perjuangkan.
4. Memudahkan Pengembangan Produk
Kemudian, arketipe brand juga berguna untuk memudahkanmu mengembangkan produk.
Pasalnya, kamu sudah tidak perlu lagi memikirkan soal desain sampai fungsi karena sudah ada arketipe tertentu yang konsisten digunakan.
5. Lebih Terkenal
Daripada bisnis, perusahaan, atau merk yang tidak punya arketipe, biasanya brand kamu akan lebih terkenal karena ciri khas atau kepribadiannya.
Nantinya, akan banyak yang mengasosiasikan brand kamu dengan nilai dari dalam setiap konsumen.
Jenis Brand Archetype
Klasifikasi dari arketipe ini terbagi menjadi 12 jenis. Jenis-jenis yang ada memang berasal dari kepribadian pada manusia menurut konsep dari Carl Jung. Apa saja? Cek:
1. The Hero
Pertama, ada The Hero atau Arketipe Pahlawan. Motivasi utama dari mereka adalah pembuktian atas nilai yang mereka percaya menggunakan tekad dan keberanian.
Mereka akan bekerja keras demi memperoleh keterampilan atas syarat pembedanya dari brand yang lainnya. Tak takut gagal, terus menghadapi tantangan dengan langsung, dan intinya adalah pembuktian nilai.
2. The ‘Villain’/Outlaw
Biasanya brand ini punya impian untuk melakukan revolusi, intinya untuk mengubah dunia menjadi lebih baik menurut mereka.
Aturan terkadang mereka remehkan, regulasi, dan terkadang tak patuh. Intinya, mereka menginginkan kebebasan untuk memilih.
3. The Sage
Impiannya adalah menuju kebijaksanaan, pengetahuan, dan kebenaran tertinggi. Mereka terdorong bukan cuma dari kemauan memahami dunia, tapi sekaligus membagikannya dengan siapa saja.
Ciri khasnya adalah brand ini akan terus belajar seumur hidup dan mau untuk mengekspresikan setiap pengetahuan yang ada ke dalam berbagai tipe komunikasi.
4. The Explorer
Dalam brand archetype The Explorer, mereka punya tujuan utama untuk keluar dari zona nyaman brandnya. Bahkan, tak jarang enggan menyesuaikan dengan kehidupan normal sehari-hari.
Dengan nilai-nilai tersebut, maka mereka cenderung berani, suka tantangan, dan yang terpenting adalah suka untuk bertualang.
5. The Creator
Selain itu, ada juga arketipe brand dengan kepribadian The Creator. Mereka ingin membuat suatu hal baru dan kalau bisa luar biasa. Jika sebelumnya tidak ada orang yang memproduksinya, maka mereka akan menjadi pionirnya.
6. The Ruler
Jika ada brand yang ingin kendali atas segala hal, maka itu adalah bukti bahwa mereka merupakan The Ruler atau Penguasa. Umumnya memang berwibawa untuk komunikasi dan selalu menjadikan sukses serta kemakmuran sebagai tujuan.
7. The Jester
Mereka suka melawak dan semua dalam produknya punya nafas yang sama, yakni bersenang-senang dan hanya menjalani hidup saat ini saja.
8. The Everyman
Brand voice yang menjadi ciri khasnya adalah friendly, otentik, dan juga humble. Jika ada brand semacam ini, artinya mereka tak suka menjadi menonjol di tengah-tengah banyak orang.
9. The Lover
Brand yang punya arketipe ini merupakan ‘kekasih yang begitu diinginkan’. Mereka membangun kedekatan, keintiman, dan kenikmatan indrawi.
Secara umum, brand dengan arketipe ini akan menarik konsumen atau pelanggan secara fisik dan emosional.
10. The Innocent
Kemudian, ada juga The Innocent yang merupakan brand lugu. Maksudnya adalah mereka punya kepribadian positif serta pandangan hidup optimis.
Maka, ciri khas utamanya adalah jujur, murni, polos, dan tak ada niatan buruk apa pun kepada siapa saja.
11. The Caregiver
Pendorong utamanya adalah kepribadian tanpa pamrih untuk menolong, merawat, dan melindungi orang lain. Organisasi-organisasi sosial di dunia biasanya bernafaskan brand archetype satu ini.
12. The Magician
Kecenderungan dari brand The Magician atau Penyihir adalah melakukan upaya mewujudkan mimpi dengan strategi dan transformasi yang mereka percaya.
Biasanya, brand ini memainkan imajinasi yang begitu tinggi dan seolah menolak kenyataan yang ada di dunia.
Contoh Brand Archetype
Jika ingin mengetahui brand archetype, sudah banyak perusahaan di dunia yang mewakili satu arketipe dan mereka berhasil menjadi raksasa di bidangnya. Berikut contohnya:
- The Outlaw: Harley Davidson, Diesel, Virgin
- The Magician: Coca-Cola, Dyson, Disney
- The Hero: Nike, FedEx, Adidas
- The Lover: Victoria’s Secret, Alfa Romeo, Chanel
- The Jester: M&M’s, Old Spice
- The Everyman: Ikea, Lynx, Target
- The Caregiver: UNICEF, WWF
- The Ruler: Mercedes-Benz, Rolex, Louis Vuitton
- The Creator: Apple, Adobe, LEGO
- The Innocent: Dove
- The Sage: University of Oxford, Google, BBC
- The Explorer: Patagonia, Jeep, The North Face
Penerapan brand archetype sudah bisa kamu temukan dalam berbagai brand raksasa yang sudah kami sebutin itu.
Jangan Buru-buru Menentukan Arketipe, Lakukan Ini Dulu!
Tapi, sebelum nentuin arketipe brand milikmu, sebaiknya proteksi dulu nama merknya di Mebiso agar tak ada yang jadi peniru dan melakukan plagiasi.
Nantinya, brand kamu akan terhindar dari masalah pelik dan kontroversial soal merk. Selain itu, juga tercegah dari tercemarnya nama brand lantaran adanya peniru dari nama brand kamu. Mari, lindungi merk dengan Mebiso!
FAQ
Apa pentingnya brand archetype?
Menjadi ciri khas dan kepribadian dari suatu merk dan agar lebih konsisten dalam menyampaikan pesan.
Setiap merk harus punya arketipe?
Sebaiknya punya karena berpengaruh pada perkembangan merk itu sendiri.
Bagaimana menentukannya?
Bisa dengan menjelaskan nilai-nilai yang kamu miliki!