Merekmu adalah identitasmu sebagai seorang pebisnis. Sama halnya seperti mengenal seseorang yang familiar, pelanggan juga bisa membentuk hubungan emosional dengan sebuah brand bisnis. Karena itulah peran brand building di sini akan sangat para pebisnis perlukan.
Semua orang mungkin bisa jadi pebisnis dan membuat brand untuk bisnis mereka. Namun, tak semua orang bisa melahirkan brand building yang kuat dan tahan banting dari kompetisi yang para pesaing hadirkan. Butuh strategi ekstra untuk bisa membentuk brand building untuk bisnis yang langgeng oleh waktu.
Tapi bagaimana cara bangunnya?
Mari kita bahas selengkapnya tentang kiat-kiat brand building ini secara menyeluruh di artikel edisi kali ini. Yuk simak di bawah!
So, apakah kamu sudah pernah dengar soal brand building ini sebelumnya?
Di dalam kehidupan berbisnis, brand jadi penting kaitannya dengan identitas bisnis yang ingin kamu bangun. Hal ini karena brand adalah aspek penting yang akan pelanggan lihat dan rasakan pertama kali saat bertemu dengan bisnismu.
Brand Building adalah sebuah tahap dalam rangkaian kegiatan pemasaran bisnismu, baik itu untuk membangun kesadaran, promosi, atau untuk terhubung dengan para audiens target kamu dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Untuk perumpamaan mudahnya, pikirkan hal ini sebagai sebuah taktik bisnis dengan tujuan memperkenalkan merek bisnismu pada target audiensmu. Strategi brand building ini berpusat pada misi untuk memberi tahu target audiens bahwa bisnismu eksis, menawarkan nilai yang sesuai, dan mewakili pesan-pesan yang perusahaan kamu ingin kamu sampaikan.
Melakukan strategi ini dengan efektif berarti mengidentifikasikan pesan yang ingin kamu sampaikan lewat merekmu dan memposisikannya sedemikian rupa sehingga kamu membawa merekmu sebagai pemberi pengalaman yang mulus bagi para pelanggan–seperti sebuah kejutan yang menyenangkan bagi mereka!
Pebisnis yang bisa build brand atau membangun merek dengan kuat akan membantu bisnismu jadi top of mind dalam pikiran pelanggan targetmu saat mereka mulai mempertimbangkan keputusan untuk beli produkmu.
Berdasarkan statistik, pelanggan yang punya hubungan emosional dengan sebuah brand punya nilai Customer LTV (Life Tim Value) 306% lebih tinggi.
Untuk kamu ketahui, Customer LTV adalah sebuah parameter yang mengukur berapa uang yang pelangganmu keluarkan untuk bisnismu.
Artinya, dari angka LTV tersebut bisa kita lihat bahwa brand bisa membangun hubungan emosional dengan pelanggannya bisa meraup keuntungan yang lebih tinggi daripada brand yang tidak.
Selain itu, pelanggan yang terhubung secara emosional dengan brand bisnismu juga cenderung akan merekomendasikannya kepada orang lain agar mereka turut ikut merasakan pengalaman yang telah brand tersebut berikan kepadanya.
Makin baik brand building yang terlahir, makin masif pula promosi yang pelangganmu berikan.
Faktor ini terdukung juga oleh strategi pemasaran yang sifatnya personal dan sesuai dengan kebutuhan yang sedang mereka alami. Itulah mengapa, melansir dari Tokinomo, tujuh dari sepuluh pelanggan cenderung akan melakukan dukungan terhadap satu produk ketika produk tersebut berhasil membangun ikatan emosional dengannya.
Saat hubungan emosional dengan pelanggan berhasil terbentuk, maka perilaku pembelian mereka juga akan meningkat karena merasa brand tersebut relate dengan kondisi mereka.
Inilah alasannya kenapa membangun strategi pemasaran dengan brand building yang kuat berpotensi juga untuk meningkatkan nilai Customer LTV secara signifikan.
Membentuk sebuah brand building yang tepat butuh strategi yang tepat pula. Namun satu hal yang perlu kamu catat adalah bahwa proses ini tidaklah instan. Butuh waktu dan upaya konsisten agar bisa terbangun dengan baik dan sesuai keinginanmu.
Langkah-langkah berikut ini bisa kamu jadikan acuan kalau kamu ingin membangun citra merek yang otentik dan bertahan dari waktu ke waktu:
Langkah awal yang sering pebisnis anggap sepele dengan menggeneralisasikan semua pelanggannya dan menganggap bahwa semua orang adalah target audiens dari produk yang ingin mereka tuju.
Anggapan ini justru akan menyulitkan kamu dalam menspesifikasikan kebutuhan pelanggan yang ingin kamu sasar, karena tidak semua orang punya masalah yang identik satu sama lain. Karena itulah kamu perlu mengenali pelangganmu secara detail agar kamu bisa brand yang akan kamu bangun bisa tepat sasaran dan berkelanjutan.
Lakukan riset untuk mengenal pelangganmu yang meliputi siapa mereka, berapa umurnya, apa minat mereka, dan bagaimana perilaku mereka dalam membeli barang, apa masalah dan kebutuhan mereka. Ciptakan rumus terbaikmu dalam menyampaikan brandmu kepada mereka.
Maksud core pada poin ini adalah kekuatan inti dari bisnis yang kamu punya. Kenapa kamu mulai bisnis ini? Masalah seperti apa yang ingin kamu pecahkan lewat produkmu?
Tetapkan visi misi yang ingin kamu raih dan ingin kamu sampaikan pada pelanggan lewat narasi-narasi yang akan nantinya akan jadi branding bisnismu. Jika pelanggan melihat bahwa core bisnismu sesuai dengan mereka, maka kamu tinggal membangun hubungan emosional dengan mereka lewat bisnismu.
Mungkin terdengar klise namun justru faktor inilah yang berpotensi besar untuk membuat bisnismu tetap relevan dengan pelanggan dan bisa langgeng di tengah makin ketatnya persaingan bisnis di era seperti sekarang.
Resep rahasia pemasaran yang baik tidak hanya terletak pada produk yang bagus, tapi juga kelihaian kamu dalam memposisikan identitas dan personality yang merek kamu miliki daripada punya orang lain.
Karena itu selalu gali dengan seksama nilai-nilai apa yang membuat produkmu beda dari yang lain, ketahui bagaimana strategi kompetitormu lalu beradaptasilah dengan kreatif untuk menciptakan metode dan nilai yang baru untuk bisnismu.
Pada tahap ini, kamu juga harus sudah menetapkan identitas brand yang nantinya akan berperan sebagai persona dari brandmu tersebut.
Identitas dalam poin ini bisa dari segi visual (logo, warna, bentuk ikon, slogan, dll) dan bagaimana brand kamu “bersuara” meliputi nada bicara, suara, dan pesan.
Pedoman brand ini akan jadi ‘peta’ yang nantinya akan memandu kamu mencapai konsistensi dalam membuat gaya, visual, nada, dan nilai untuk orang-orang yang bekerja di perusahaanmu.
Pedoman brand ini biasanya akan berisi elemen-elemen penting yang membentuk merekmu seperti warna, logo, ikon, nada, suara, slogan, dan pesan yang terkandung.
Strategi branding apapun termasuk membangun branding yang kuat tak akan bertahan lama jika kamu tak bisa menemukan cara untuk konsisten dalam berprosesnya.
Ingatlah selalu bahwa proses membangun mereka ini bukanlah proses instan. Tak ada pebisnis yang membangun brandnya langsung besar, semuanya pasti memulai dari langkah kecil terlebih dulu yang mereka lakukan secara konsisten sehingga bisa jadi besar.
Sudah jadi rahasia umum kalau merek memegang peranan penting dalam sebuah strategi branding. Merek berperan sebagai identitas bisnis yang mendiferensiasi kamu dan bisnismu dari para pesaing.
Sehingga, keberlanjutan masa depan bisnismu juga akan bergantung seberapa suksesnya kamu bisa membangun branding dari merek bisnismu tersebut. Satu langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah dengan melindungi merekmu agar terhindari dari pencurian dan peniruan merek yang marak terjadi.
Jika merekmu hilang, maka masa depan bisnismu yang akan jadi taruhannya. Lindungi sekarang selagi masih ada waktu.
Mebiso hadir untuk mendukung kamu pengusaha hebat dalam melakukan perlindungan brand bisnismu agar terhindar dari potensi masalah hukum yang siap menjegal. Segera Proteksi Merek Bisnis kamu di Mebiso sekarang juga!
Apakah penting brand building itu?
Ya, karena akan membantu bisnis jadi top of mind dalam pikiran pelanggan targetmu saat mereka mulai mempertimbangkan keputusan untuk beli produkmu.
Butuh faktor apa saja untuk melakukan brand building?
Mengenali pelanggan, nilai unik, dan identitas bisnis sendiri adalah langkah awal yang kamu perlukan untuk bisa membangun merek dengan baik.
Apa saja tahapan brand building?
Ada enam langkah yang bisa kamu coba, meliputi mengenali pelanggan, mengenali nilai inti bisnis, jadi berbeda, membangun identitas, buat pedoman brand, dan konsisten.