Baru memulai usaha B2B (Business to Business)? Sepertinya strategi marketing B2B ini kamu butuhkan untuk membuat usaha lebih berkembang lebih jauh.
Mungkin kamu mengira jika pemasarannya akan sama dengan B2C (Business to Consumer). Padahal, sudah jelas ada perbedaan strategi marketing B2B dan B2C.
Misalnya, dari segi target saja sudah pasti berbeda. Kalau B2C itu langsung ke konsumen, tapi B2B yakni kepada bisnis lainnya atau targetnya owner maupun pihak pengambil keputusan di dalam perusahaan.
Hal itu akhirnya membuat platform, metode, dan strategi marketingnya berbeda antara B2B dan B2C. Seperti apa lengkapnya? Mari cek sini.
Kalau B2C berfokus menyelesaikan masalah pada end-user, B2B berbeda karena fokus utamanya menyelesaikan masalah pada owner atau pengambil keputusan dalam bisnis lain.
Kamu bisa terapkan strategi B2B ini kalau ingin mengembangkan perusahaan:
Strategi yang utama dan cukup ampuh adalah spesialisasi serta penargetan ceruk pasar.
Ada penelitian dari Hinge Marketing yang menjelaskan jika perusahaan yang bisa tumbuh paling cepat adalah perusahaan yang menjadi spesialis dalam suatu ceruk pasar.
Jadi, kamu bisa menargetkan area industri yang paling dipahami secara komprehensif dan menjadi pemimpin serta pakar dalam pasar tersebut.
Spesialisasi akan memudahkan hampir semua metode pemasaran kamu karena punya spesialisasi atau perbedaan dari pesaing.
Bahasa R&D (Research and Development) mungkin sudah jadi istilah populer di dunia bisnis.
Riset menjadi landasan atas semua program marketing modern. Dari segi pasar sampai riset merek, studi yang kamu lakukan bisa membantu agar lebih tepat sasaran.
Dengan riset, maka kamu bisa lebih kenal dengan klien yang masalahnya ingin bisnismu atasi. Kamu pun bisa dapat wawasan mengenai kinerja proses bisnis.
Dampaknya juga cukup jelas karena telah ada penelitian dari Hinge Marketing yang menjelaskannya.
Strategi digital marketing B2B yang juga efektif saat ini adalah punya website andal. Maksudnya yakni websitemu harus punya kinerja tinggi.
Website, sudah lebih dari sekadar papan reklame serta brosur secara digital. Pasalnya, ini sudah menjadi alat penting yang mampu membuat perusahaanmu lebih gampang konsumen temukan secara daring.
Bahkan buku Inside The Buyer’s Brain, menyebut ada sekitar 80% orang yang lebih dulu melihat situs web ketika mereka butuh penyedia barang maupun jasa.
Strategi marketing B2B selanjutnya yakni optimasi SEO. Praktik ini bukan lagi jadi syarat sekunder, melainkan sudah wajib kamu terapkan dalam website agar lebih andal.
Ada studi mengenai growth yang menyebut jika matangnya SEO dalam suatu website, memiliki potensi yang lebih tinggi untuk meningkatkan profitabilitas.
Selain karena lebih terjangkau dari segi biaya, SEO juga salah satu metode efektif untuk memudahkan calon pelanggan lebih mudah menemukan website perusahaanmu.
Ada banyak pembeli atau calon konsumen yang lebih memilih mencari informasi lewat media sosial lebih dulu sebelum membeli barang atau jasa.
Media sosial ini juga menjadi salah satu cara untuk mempercepat jangkauan dari bisnis kamu. Selain itu, kemungkinan untuk berjejaring serta terhubung dengan banyak pelanggan juga lebih besar jika menggunakan media sosial.
Apalagi untuk meningkatkan reputasi merek atau brand, maka media sosial adalah jalan terbaik yang bisa jadi strategi marketing B2B kamu.
Terdapat beberapa platform yang cocok untuk jadi tempat iklan kamu. Misalnya di website, sosial media (LinkedIn jika B2B0, dan juga SEM seperti Google Ads, Yahoo, dan Bing).
Dengan beriklan, maka kamu bisa mendorong naiknya visibilitas dan kesempatan peningkatan awareness atas merek atau brand kamu.
Selanjutnya, bukan hal yang sulit untuk melakukan marketing strategy satu ini.
Data dari Cognism, menunjukkan jika email marketing mampu generate pendapatan perusahaan hingga mencapai 11 miliar di akhir 2024.
Jadi, tak heran kalau banyak marketers yang menggunakan cara ini sebagai bagian dari keseluruhan strategi marketing mereka.
Biasanya, ada yang menggunakan software untuk mendukung kinerja dari metode pemasaran ini.
Salah satu strategi marketing B2B yang juga harus kamu coba yakni dengan melengkapi tim dengan teknologi tepat.
Teknologi tersebut meliputi alat otomasi pemasaran, AI, CRM, atau analytics tools dan sejenisnya.
Jika kamu berinvestasi dalam teknologi, maka hasil paling optimal dari marketing strategy sudah pasti bisa kamu dapatkan.
Pasalnya, tim akan merasa terbantu dalam setiap prosesnya dalam membuat campaign, atau bahkan content marketing untuk B2B di sosial media.
Strategi marketing B2B yang tak boleh kamu lupakan adalah membuat konten di hampir semua kanal yang terpakai. Baik itu sosial media, website, dan juga yang lainnya.
Namun, pastikan untuk tidak hanya meniru konten orang lain karena pembeli, cenderung lebih menyukai konten fresh yang menawarkan panduan untuk follow up.
Kalau contoh, bisa berupa blog post mengenai tren baru, hingga konten yang dapat menjawab tantangan maupun masalah dari calon pelanggan.
Tak salah memang kalau kamu berusaha menjangkau banyak prospek klien potensial lalu berusaha membuat mereka menjadi pelanggan tetap.
Namun, mengubah pelanggan potensial menjadi pelanggan tetap sangat menguras biaya dan energi.
Daripada menggunakan cara tersebut, sebaiknya prioritaskan target yang jauh lebih menjanjikan. Jadi, kamu bisa fokus ke klien yang tak terlalu butuh treatment khusus atau melelahkan di awal.
Dengan ini, hasilnya bisa maksimal.
B2B itu erat kaitannya dengan owner maupun pengambil keputusan. Nah, orang-orang seperti itu cenderung mengutamakan brand atau merek yang sudah mereka kenal lebih dulu daripada mencari di sosial media maupun internet.
Jika ingin bisnismu lebih baik, maka strategi marketing B2B yang harus kamu coba adalah mencoba membangun relasi dan koneksi.
Bukan cuma dengan orang-orang yang ada di bisnismu. Tapi, dengan banyak pihak yang memiliki posisi sebagai pengambil keputusan suatu bisnis atau bahkan ownernya.
Benar, marketing itu penting dan bisa membawa bisnismu berkembang lebih baik lagi.
Namun yang tak kalah penting dari itu adalah pendaftaran merek. Sebaiknya daftarkan merek kamu lebih dulu agar tak ada masalah hukum di kemudian hari.
Takut tertolak? Tenang. Kamu bisa cek dulu tingkat keberhasilan pendaftaran merek di Tools “Cek Merek dengan Teknologi AI” dari Mebiso. Dengan ini, kamu bakal tahu seberapa besar potensi keberhasilan mereka diterima. Yuk, cek sekarang!
Sudah pasti berbeda karena fokus B2B ke pemilik atau pengambil keputusan dan bisnis dan B2C hanya ke konsumen akhir.
Kalau dari segi jumlah klien mungkin lebih sedikit, tapi biasanya lebih bertahan lama daripada B2C.
Sebenarnya semua sosial media cocok, tapi lebih baik pertimbangkan LinkedIn sebagai yang utama.